Tri Rismaharini dan Wisnu Sakti Buana saat jumpa pers terkait pemilihan walikota di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya, 26 Juli 2015. Dalam peryataanya Risma akan meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk menyiapkan kota Surabaya menghadapi persaingan ekonomi untuk menyambut di berlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean pada akhir 2015. FULLY SYAFI
TEMPO.CO , Surabaya:Calon Wali Kota Tri Rismaharini mengungkapkan berbagai kemungkinan kecurangan yang akan terjadi pada pilkada serentak 9 desember mendatang. Kemungkinan kecurangan itu didapatkannya dari informasi valid dari sebuah lembaga di Jakarta.
Adapun kemungkinan itu salah satunya adalah Para pemilik suara yang memiliki hak suara dan mencoblos, diminta untuk memfoto nomor yang dipilihnya. Selanjutnya foto itu bisa ditukar dengan uang.
“Nah, seperti ini kan bahaya sekali," kata Risma kepada wartawan, Selasa, 13 Oktober 2015.
Informasi lainnya, lanjut Risma, beberapa kampung di wilayah tertentu telah diiming-imingi akan mendapat uang dalam jumlah besar. Sehingga apabila itu terjadi di Surabaya, ia sangat menyayangkannya, karena pembangunan Kota Surabaya dalam lima tahun kedepan bisa tergadaikan hanya dengan beberapa menit.
“Akibatnya juga kepada masyarakat yang lain,” ujar Risma.
Padahal, kata Risma, pembangunan Kota Surabaya yang saat ini sudah dikenal di ranah international, tidak bisa diukur dari upaya kecurangan yang dilakukan semacam itu. Namun, hanya bisa diukur dengan kerja nyata untuk perubahan Kota Surabaya menjadi lebih baik lagi.
Oleh sebab itu, perempuan yang kembali maju sebagai calon wali kota Surabaya ini berharap kepada seluruh masyarakat, terutama kepada para relawan, saksi dan berbagai elemen masyarakat, supaya bisa mencegah berbagai kemungkinan kecurangan itu. Caranya, kata dia, dengan melaporkan kepada penyelenggara pilkada atau bisa langsung kepada tim internal pemenangan Risma-Whisnu.
“Pola kecurangan semacam ini terkesan sistematis dan masif, jadi kalau mengetahui langsung laporkan,” kata Risma.
Menurut Risma, kecurangan semacam itu jarang terdeteksi oleh tim pemenangan, karena pergerakannya sistematis dan masif. "Sehingga peran serta dari masyarakat sangat diharapkan demi terlaksananya pilkada Surabaya yang integritas,” ujar Risma.