Banyak Politikus, KY Diminta Awasi MK  

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 28 Agustus 2013 16:38 WIB

Ketua Mahkamah Konstitusi yang baru, Akil Mochtar (kiri) menerima palu dari Wakil Ketua MK Achmad Sodiki, usai mengucap sumpah dalam sidang pleno khusus di depan delapan hakim konstitusi lainnya di gedung MK, Jakarta Pusat, Jumat (5/4). ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat hukum dari Universitas Parahyangan, Asep Warlan Yusuf, menyatakan Komisi Yudisial harus memiliki wewenang untuk mengawasi hakim Mahkamah Konstitusi. Hal ini didasarkan karena tingginya potensi penyelewengan dan pelanggaran pada anggota hakim, terutama yang berasal dari partai politik.

"Majelis etik internal MK tidak cukup, pengawasan harus dilakukan lembaga di luar MK," kata Asep saat ditemui di Gedung Komisi Yudisial, Rabu, 28 Agustus 2013.

Menurut Asep, Komisi Yudisial sebagai lembaga setara kehakiman layak untuk melakukan pengawasan terhadap hakim MK. Tugas ini justru dinilai tidak pas dan kurang independen jika dilakukan majelis etik internal MK.

Majelis etik seharusnya hanya berperan untuk menjatuhkan hukuman dan sanksi yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan hakim MK. Sedangkan laporan, penyelidikan, dan rekomendasi majelis harus datang dan diberikan KY.

Kebutuhan pengawasan ini, menurut Asep, semakin penting, terutama menjelang pelaksanaan pemilihan umum 2014. MK sebagai lembaga hukum yang berasal dari pemerintah, Mahkamah Agung, dan Dewan Perwakilan Rakyat memiliki potensi untuk menyalahgunakan wewenang.

Pada saat ini, jumlah politikus yang menjadi hakim konstitusi juga semakin banyak. Politikus ini tidak hanya datang dari calon di DPR, tapi juga dari pemerintah, yaitu Hakim Patrialis Akbar, mantan kader Partai Amanat Nasional.

Kondisi ini dinilai kritis karena MK adalah lembaga yang mampu untuk membubarkan sebuah partai politik. Selain itu, MK juga punya kewenangan untuk menentukan sidang sengketa hasil pemilu dan uji materi undang-undang.

Kewenangan dan tugas ini sangat rentan terhadap kepentingan partai politik atau pemerintah jika tidak ada pengawasan eksternal yang kuat.
"Apa lagi putusan MK itu sifatnya tetap, mengikat, dan tak ada lagi upaya hukum yang lebih tinggi."

Pengawasan juga harus dilakukan lembaga kuat, karena penyelidikan terhadap dugaan pelanggaran di MK akan sangat sulit. Kepentingan tertentu dapat menyusup secara halus menjadi putusan melalui mekanisme sidang yang mengundang pakar atau ahli.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita Terpopuler:
Warga Penolak Lurah Susan Juga Akan Demo Jokowi

Duit US$ 100 Terselip di Buku Pledoi Djoko Susilo

Jokowi Siap Jadi Mediator Keraton Solo, Tapi...

Ditanya Soal Sekjen ESDM, Jero Wacik Terbata-bata

Putri Jusuf Kalla Menikah, Mal Pacific Place Penuh

Berita terkait

Disebut Terafiliasi PDIP, Hakim MK Saldi Isra Tunggu Putusan MKMK

42 hari lalu

Disebut Terafiliasi PDIP, Hakim MK Saldi Isra Tunggu Putusan MKMK

Hakim Saldi Isra angkat bicara usai dilaporkan ke Majelis Kehormatan Mahkamah Konsumen atas tudingan terafiliasi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Arsul Sani yang Dilantik Jadi Hakim Konstitusi

18 Januari 2024

Segini Harta Kekayaan Arsul Sani yang Dilantik Jadi Hakim Konstitusi

Mantan Wakil Ketua MPR, Arsul Sani dilantik menjadi Hakim Konstitusi

Baca Selengkapnya

Miko Ginting Mundur dari Juru Bicara KY, Ini Alasannya

6 Januari 2024

Miko Ginting Mundur dari Juru Bicara KY, Ini Alasannya

Miko Susanto Ginting menyampaikan dirinya resmi berhenti menjabat sebagai juru bicara Komisi Yudisial (KY) per 1 Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bakal Rekrut Calon Hakim MA Lewat Rekrutmen ASN 2024

15 Desember 2023

Pemerintah Bakal Rekrut Calon Hakim MA Lewat Rekrutmen ASN 2024

Calon hakim di lingkungan Mahkamah Agung (MA) menjadi salah satu kebutuhan yang akan dipenuhi lewat rekrutmen CASN 2024.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Para Tokoh Bangsa Temui Gus Mus Soal Mahkamah Konstitusi

14 November 2023

Fakta-fakta Para Tokoh Bangsa Temui Gus Mus Soal Mahkamah Konstitusi

Aliansi yang tergabung dalam Majelis Permusyawaratan Rembang itu menyampaikan keprihatinan mereka ihwal merosotnya Mahkamah Konstitusi atau MK.

Baca Selengkapnya

5 Mahasiswa Gugat Anwar Usman di PN Jakarta Pusat

13 November 2023

5 Mahasiswa Gugat Anwar Usman di PN Jakarta Pusat

Sebanyak lima mahasiswa mendaftarkan gugatan terhadap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya

Firli Bahuri Semakin Tersudut Pengakuan Syahrul Yasin Limpo

3 November 2023

Firli Bahuri Semakin Tersudut Pengakuan Syahrul Yasin Limpo

Mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyebutkan lima kali bertemu dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Ketua Mahkamah Konstitusi dan Periodenya: Jimly Asshiddiqie hingga Anwar Usman

25 Oktober 2023

Ketua Mahkamah Konstitusi dan Periodenya: Jimly Asshiddiqie hingga Anwar Usman

Sejak 2003, MK telah dipimpin oleh beberapa Ketua Mahkamah Konstitusi yang berperan penting dalam menjaga keberlanjutan dan independensi lembaga ini.

Baca Selengkapnya

Kejanggalan Putusan Mahkamah Konstitusi Diungkap Hakim MK Saldi Isra dan Arief Hidayat

18 Oktober 2023

Kejanggalan Putusan Mahkamah Konstitusi Diungkap Hakim MK Saldi Isra dan Arief Hidayat

Dua hakim MK mengungkapkan kejanggalan putusan MK dalam dissenting opinion. Berikut keanehan yang diungkap Saldi Isra dan Arief Hidayat.

Baca Selengkapnya

Profil Singkat 9 Hakim Mahkamah Konstitusi, termasuk Anwar Usman

16 Oktober 2023

Profil Singkat 9 Hakim Mahkamah Konstitusi, termasuk Anwar Usman

Selain Anwar Usman, kakak ipar Jokowi, berikut profil singkat Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) periode 2023-2028.

Baca Selengkapnya