Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Soal Gedung Baru, Sri Mulyani Minta DPR Dengarkan Suara Rakyat  

image-gnews
Gedung MPR, DPR, dan DPD. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Gedung MPR, DPR, dan DPD. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Iklan

TEMPO.COJakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membenarkan telah mengalokasikan dana untuk proyek pembangunan gedung baru Dewan Perwakilan Rakyat dalam rencana pagu anggaran tahun depan. Meski demikian, kata dia, usul yang ditampung sebagai bagian dari hak bujet Dewan ini akan kembali dibicarakan dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018. 

Menurut Sri Mulyani, sebelum mengalokasikan dana dalam pagu anggaran, dia telah meminta Dewan mensosialisasi rencana tersebut. “Waktu kami berkomunikasi dengan DPR, saya hanya menyampaikan bahwa tolong komunikasikan ke masyarakat. Bagaimana pendapatnya terhadap usulan Dewan," kata Sri setelah memberikan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Rabu, 23 Agustus 2017.

Baca juga: Anggaran Gedung Baru DPR, Sri Mulyani: Tunggu Reaksi Masyarakat

Sri Mulyani mengingatkan, setiap kali rencana pembangunan gedung dianggarkan, masyarakat bereaksi. Dia mencontohkan ketika alokasi dana untuk program ini disetujui pada 2015 tapi kemudian batal dilaksanakan. “Kalau sudah telanjur dianggarkan lalu tidak jadi, menyebabkan kita harus mencadangkan.”

Pemerintah kini disorot setelah kembali mengalokasikan dana untuk pembangunan gedung baru dan “alun-alun demokrasi” sebesar Rp 601 miliar dalam rencana pagu anggaran 2018 yang diputuskan akhir bulan lalu. Dalam dokumen yang diperoleh Tempo, dana itu akan menjadi termin pertama dari rencana pembiayaan selama empat tahun.

Sejumlah kalangan mempertanyakan rencana penganggaran dua proyek DPR yang nilainya tak masuk akal tersebut. Pemerintah juga dianggap tak konsisten menerapkan efisiensi anggaran. (Koran Tempo edisi Rabu, 23 Agustus 2017)

Kedua proyek ini memang sempat tak terakomodasi dalam pagu indikatif awal Mei lalu. Bahkan, hingga Selasa pekan lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengisyaratkan pemerintah tak bisa mengabulkan permintaan Dewan karena kebijakan moratorium pembangunan gedung pemerintahan yang diputuskan Presiden Joko Widodo pada 2015 masih berlaku. “DPR kami harap juga memahami hal tersebut,” kata Kalla.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Simak pula: DPR Sudah Minta Gedung Baru sejak 2006

Kepala Badan Urusan Rumah Tangga DPR Anton Sihombing mengklaim telah menerima banyak masukan masyarakat sebelum mengusulkan anggaran kedua proyek tersebut. “Kami mewakili rakyat. Setiap ada rakyat yang datang ke kantor, mengeluhkan ruangan sangat kecil,” kata Anton.

Dia menegaskan, Dewan akan memperjuangkan pembangunan gedung baru karena telah disetujui paripurna pada April lalu. “Segala yang sudah diketok di paripurna harus dijalankan,” kata Anton.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno enggan menjawab pertanyaan awak media perihal apakah Presiden Joko Widodo telah menyetujui usul Dewan. Sebab, kata dia, mekanisme pembahasan tahap awal diurus Kementerian Keuangan. Yang jelas, dia belum melihat surat resmi ihwal permintaan gedung baru tersebut. "Mungkin sudah masuk, mungkin belum," ujar Pratikno, kemarin. 

MUH SYAIFULLAH | INDRI MAULIDAR | HUSSEIN ABRI | ADITYA BUDIMAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Dosen Curhat Rendahnya Kesejahteraan ke DPR: Kami Digaji di Bawah Rp 3 Juta

5 jam lalu

Ilustrasi suasana belajar mahasiswa di kampus. Pixabay
Dosen Curhat Rendahnya Kesejahteraan ke DPR: Kami Digaji di Bawah Rp 3 Juta

Minimnya perhatian terhadap kesejahteraan dosen tersebut, kata Dhia, berbanding terbalik dengan tuntutan kerja yang mereka lakukan.


Meutya Hafid Cerita ke DPR soal Komdigi Digeledah dalam Kasus Judi Online: Mencekam, Banyak Polisi

7 jam lalu

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat, 1 November 2024 TEMPO/Daniel A. Fajri
Meutya Hafid Cerita ke DPR soal Komdigi Digeledah dalam Kasus Judi Online: Mencekam, Banyak Polisi

Menteri Komdigi Meutya Hafid mengungkapkan, kondisi kantornya ketika digeledah kepolisian dalam kasus judi online pada Jumat lalu sangat mencekam.


Ketua Komisi V DPR RI Sebut Butuh Rp750 Triliun untuk 3 Juta Rumah, Menteri Maruarar: Nanti Kami Hitung

8 jam lalu

Ilustrasi perumahan. TEMPO/Kink Kusuma Rein
Ketua Komisi V DPR RI Sebut Butuh Rp750 Triliun untuk 3 Juta Rumah, Menteri Maruarar: Nanti Kami Hitung

Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk program 3 juta rumah.


Meutya Hafid Deg-degan Rapat Perdana dengan Komisi I DPR

8 jam lalu

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, saat ditemui di kompleks gedung DPR, Selasa, 5 November 2024. TEMPO/Annisa Febiola.
Meutya Hafid Deg-degan Rapat Perdana dengan Komisi I DPR

Meutya Hafid akan membeberkan program 100 hari pemerintahan Prabowo di depan Komisi I DPR. Ia tak tahu apakah juga akan ditanya soal judi online.


Dasco Soal Nasib Surpres Capim KPK di DPR: Saya Enggak Baca Suratnya

9 jam lalu

Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, saat ditemui di depan kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 15 Oktober 2024. Tempo/Annisa Febiola.
Dasco Soal Nasib Surpres Capim KPK di DPR: Saya Enggak Baca Suratnya

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad irit bicara soal kelanjutan seleksi Capim KPK. Ia mengaku tak mengetahui perkembangan terkini soal itu.


Soal RUU Penyiaran Masuk Prolegnas atau Tidak, Komisi I DPR Serahkan ke Baleg

10 jam lalu

Ilustrasi rapat di DPR. Dok.TEMPO/Fakhri Hermansyah
Soal RUU Penyiaran Masuk Prolegnas atau Tidak, Komisi I DPR Serahkan ke Baleg

Anggota Komisi I DPR, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, menyerahkan kepada Baleg apakah RUU Penyiaran akan masuk dalam Prolegnas atau tidak.


Tok! Paripurna DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna dan Estella Loupattij

11 jam lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan pemain FC Copenhagen Kevin Diks menggelar pertemuan pada Sabtu, 12 Oktober 2024. Instagram @erickthohir.
Tok! Paripurna DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna dan Estella Loupattij

Rapat paripurna DPR menyetujui permohonan naturalisasi atlet Kevin Diks, Noa Johanna Christina Cornelia Leatomu, dan Estella Raquel Loupattij.


Terkini: Dirut dan Komut Pertamina Dijabat Kader Gerindra, Erick Thohir Buka Suara Alasan Dicopotnya Nicke Widyawati

1 hari lalu

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri (kiri) dan Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan. (Dok.pertamina.com)
Terkini: Dirut dan Komut Pertamina Dijabat Kader Gerindra, Erick Thohir Buka Suara Alasan Dicopotnya Nicke Widyawati

Pemerintah merombak direksi dan komisaris PT Pertamina (Persero) dengan menempatkan petinggi Partai Gerindra sebagai dirut dan komut.


DPR dan Kemenpora Bahas Naturalisasi Kevin Diks, Noa Leatomu, dan Estella Loupattij untuk Timnas Indonesia

1 hari lalu

Kevin Diks berseragam FC Kopenhagen. Doc. FCK.DK.
DPR dan Kemenpora Bahas Naturalisasi Kevin Diks, Noa Leatomu, dan Estella Loupattij untuk Timnas Indonesia

Kemenpora mengusulkan naturalisasi Kevin Diks, Noa Johanna Cornellia Leatomu, dan Estella Raquel Loupattij.


DPR dan BIN Bahas Proses Pengamanan saat Pilkada 2024

1 hari lalu

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani ditemui usai pertemuan Prabowo Subianto dengan ketua umum partai politik pendukung pemerintah pada Jumat, 1 November 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
DPR dan BIN Bahas Proses Pengamanan saat Pilkada 2024

Ahmad Muzani mengatakan, pengamanan saat Pilkada tersebut juga merupakan fokus kerja BIN dalam 100 hari pertama.