TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah melaporkan perkembangan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka.
Usai bertemu Presiden Jokowi, Kapolri mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta agar kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan bisa segera dituntaskan. "Kami sudah sampaikan langkah yang dilakukan, tapi terkadang ada kendala di lapangan," kata Tito Karnavian di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 31 Juli 2017.
Baca juga:
Eksklusif Video Penyerangan Novel, Detik-detik Teror Subuh Itu
Salah satu kendala yang dihadapi ialah belum ditemukannya sidik jari di tempat kejadian perkara. Kapolri menjelaskan penyidik tidak bisa membaca sidik jari sebab barang bukti yang ditemukan dalam kondisi yang tidak ideal. "Saat menggunakan serbuk, disitu masih basah sehingga sidik jarinya jadi hilang dan serbuknya tidak bisa membaca sidik jarinya," kata Tito Karnavian.
Lebih lanjut, pada 16 Juni lalu Kapolri sudah mengajak KPK untuk ikut bergabung bersama tim penyidik Polda. KPK bisa ikut membantu tim penyidik di lapangan maupun tim analisis. Hingga saat ini kepolisian masih menunggu konfirmasi dari KPK ihwal tawaran membentuk tim gabungan. "Kami terbuka untuk itu," katanya.
Baca pula:
Ada Tiga Sketsa Wajah Penyerang Novel Baswedan
Bila terbentuk, lanjut Kapolri, tim investigasi akan berupaya mengungkap dan menangkap pelaku penyerangan Novel. Tito Karnavian mengatakan disebut tim investigasi karena kasus penyerangan terhadap Novel sudah ada dugaan pidananya.
Sebelumnya, Kepolisian Republik Indonesia berhasil membuat sketsa wajah terduga penyerangan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan sketsa yang selesai dibuat dua hari lalu itu didapat setelah mendengar keterangan seorang saksi yang melihat terduga sebelum peristiwa terjadi. "Diduga dia adalah pengendara sepeda motor penyerang," kata Tito.
Menurut Tito Karnavian, saksi melihat ada sosok orang yang mencurigakan sebelum penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan terjadi. Sosok tersebut berdiri tidak jauh dari masjid tempat Novel salat subuh. Demi keamanan, Tito enggan menyebutkan sosok saksi tersebut.
ADITYA BUDIMAN