TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan kelompok teroris yang menyerang Markas Polda Sumatara Utara sempat menyurvei lokasi sebelum melakukan penyerangan.
Hal itu terungkap dari keterangan tiga terduga teroris yang ditangkap usai peristiwa penyerangan. ketiganya adalah Syawaludin Pakpahan (SP), Firmansyah Putra Yudi (FP) , dan Hendri Pratama (HP) alias Boboy.
"Mereka semua yang tertangkap ini berperan sebagai tim survei," ujar Rikwanto dalam keterangannya di Mabes Polri, Jumat, 30 Juni 2017.
Baca: Polisi Tetapkan Empat Tersangka Teror di Polda Sumut
Rikwanto menyebutkan, selain ke lokasi serangan, kelompok ini juga menyurvei sejumlah tempat, termasuk Markas Komando Satuan Brimob Polda Sumut, Markas Yon Zipur, Kodam Bukit Barisan. Kelompok teroris juga menyurvei Komplek Asia Megamas Medan dengan target WNI keturunan Tionghoa.
"Tujuan dari seluruh aksi penyerangan mereka di kantor polisi dan TNI adalah membunuh dan merampas senjata api petugas," ujarnya.
Kendati menyurvei sejumlah lokasi, kelompok itu menyerang Mapolda Sumatera Utara, Ahad, 25 Juni 2017. Satu anggota Polda Sumatera Utara, yaitu Ajun Inspektur Satu Martua Sigalingging tewas dalam peristiwa itu. Serangan yang terjadi pada dinihari sekitar pukul 03.00 itu terjadi saat Aiptu Martua tengah beristirahat di pos.
Baca: Teror di Polda Sumut Dirancang Sepekan Terakhir
Dua pelaku lalu masuk dan menyerang Aiptu Maratua dengan pisau secara membabi buta. Usai menyerang, keduanya keluar dan dipergoki oleh Brigadir Munthe Ginting yang baru selesai patroli. Terpergok, kedua terduga teroris lalu mengancam Brigadir Munthe dengan menodongkan pisau.
Brigadir Munthe pun berteriak meminta pertolongan anggota lain. Melihat kedua terduga teroris mengacungkan pisau, anggota Brimob menembak keduanya. Satu di antaranya tewas.
INGE KLARA SAFITRI