TEMPO.CO, Kediri - Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf berharap proses pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 mendatang tidak diwarnai isu SARA. Dia juga meminta kekalahan Ahok dalam pilkada DKI tidak didramatisir menjadi kesalahan partai pengusung.
Syaifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, mengatakan hingga kini masih membangun komunikasi dengan semua partai politik. Dia mengaku membuka peluang dengan partai manapun yang bersedia mengusungnya sebagai calon Gubernur Jawa Timur.
Baca : Pilgub Jawa Timur, Khofifah dan Syaifullah Yusuf Disebut Golkar
“Saya sudah komunikasi dengan para pimpinan partai karena saya putuskan untuk tidak maju dari jalur independen,” kata Gus Ipul di Kediri, Rabu 26 April 2017.
Namun demikian, hasil komunikasi tersebut hingga kini belum menunjukkan kemajuan apapun. Menurut Gus Ipul, dirinya masih menunggu sikap para pemimpin partai untuk berkomunikasi lebih lanjut. Dia juga menegaskan siap mengikuti semua mekanisme yang berlaku di internal partai dalam proses pencalonan.
Disinggung masuknya nama dia dalam salah satu bakal calon yang tengah dibahas DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Gus Ipul menyambut positif. Apalagi partai tersebut memiliki banyak kader bintang seperti Walikota Surabaya Tri Rismaharini. “Alhamdulillah kalau saya diprioritaskan,” katanya.
Dia mengaku masih optimis dengan kinerja partai besutan Megawati Soekarnoputri itu meski gagal merebut kemenangan dalam pemilihan Gubernur DKI. Menurut Gus Ipul, kalah menang adalah hal yang biasa dalam kerja partai dan tak perlu didramatisir.
Simak juga : Penembakan Satu Keluarga oleh Polisi, Rekonstruksi Digeser ke Palembang
Demikian pula dengan wacana masuknya Wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur, Gus Ipul tak mempermasalahkan. Justru hal itu akan menambah dinamika proses pemilihan gubernur yang telah ia ikuti selama dua kali. “Tidak masalah (Djarot Syaiful Hidayat) masuk, justru menambah dinamika pemilihan,” katanya.
Dia hanya berharap agar isu SARA yang membekap pemilihan Gubernur DKI dan mulai menyerang Ridwan Kamil di pilkada Jawa Barat tak merembet ke wilayahnya. Sejauh ini komunikasi antar partai di Jawa Timur juga berjalan baik dan tak ada intrik kotor. Dinamika yang terjadi selama proses pemilihan juga masih dalam batas toleransi.
HARI TRI WASONO