TEMPO.CO, Banda Aceh - Gajah mati yang ditunggui anaknya di perkebunan Desa Ekan, Kecamatan Pining, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, ternyata berjenis kelamin jantan. “Bukan betina, seperti yang disampaikan sebelumnya,” kata Sapto Aji Prabowo, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sabtu, 22 April 2017.
Menurut Sapto, informasi kepastian jenis kelamin gajah tersebut disampaikan tim dokter hewan pada Jumat malam, setelah memeriksa bangkai gajah di lokasi. Kondisi bangkai gajah, gadingnya hilang dan belalainya terpotong, sehingga sempat disangka sebagai betina.
Baca juga: Anak Gajah Itu Menunggui Mayat Induknya, Mati karena...
Kepala gajah yang diperkirakan berumur 25 tahun, saat ditemukan juga terbelah. “Kami telah ambil sampel hati, usus, limpa, kotoran usus, jantung, dan dinding usus untuk dianalisis di laboratorium guna mengetahui sebab pasti kematiannya,” kata Sapto.
Pihak BKSDA memperkirakan gajah tersebut mati karena diracun, karena di kotorannya ada temuan cairan warna hitam, yang diyakini sebagai sisa racun yang termakan gajah.
Tidak ditemukan lagi anak gajah di lokasi gajah yang mati tersebut. Kemungkinan, anak gajah yang sempat menjaga induknya selama beberapa hari bertemu kembali dengan rombongan gajah lainnya dan mengikutinya.
Gajah mati tersebut ditemukan warga pada Rabu lalu dengan seekor anaknya yang menunggu. Warga kemudian melaporkan ke aparat desa dan kepolisian serta diteruskan ke BKSDA Aceh.
ADI WARSIDI