TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Saifullah Yusuf, mengatakan akan mempertimbangkan untuk menyusun standarisasi keselamatan perahu penyeberangan atau perahu tambang.Sikap Gus Ipul, sapaan akrabnya, menyikapi insiden perahu tambang terbalik terjadi di kawasan Wringinanom Gresik pada Kamis, 13 April 2017. Perahu tersebut terguling dan menenggelamkan 10 orang penumpang, 2 orang operator perahu, dan 7 motor.
Menurut dia, standarisasi keselamatan tersebut bertujuan untuk memenuhi layanan transportasi penyeberangan yang aman untuk masyarakat. "Standarisasi itu perlu, karena hal tersebut berkaitan dengan keselamatan pengguna," kata Saifullah Yusuf di Ruang Kerjanya Jalan Pahlawan Surabaya, Senin, 17 April 2017
Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, prioritas utama pemerintah provinsi ialah terkait keselamatan penumpang. Adapun standarisasi keselamatan yang dimaksud ialah adanya pembatas atau pagar di sekitar perahu, jumlah kapasitas kapal dalam mengangkut penumpang, dan juga alat keselamatan seperti pelampung.
"Nantinya pengguna juga harus menggunakan pelampung sebagai bagian dari standar keselamatan meskipun jarak yang ditempuh relatif dekat,” kata Gus Ipul.
Setelah standarisasi dilakukan, Gus Ipul menambahkan, langkah selanjutnya ialah mempersiapkan dermaga untuk sandaran perahu yang telah dilengkapi dengan fasilitas rambu-rambu penyeberangan dengan layak. Selain itu, menurut dia, memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada operator dan pemilik kapal juga menjadi hal yang penting. "Operator harus memahami cuaca dan arus sungai yang sedang terjadi, apabila tidak dimungkinkan maka tidak seharusnya melayani penumpang," ujar Gus Ipul.
Gus Ipul menjelaskan, Pemprov Jatim akan segera menyusun kajian secara menyeluruh bersama Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Perum Jasa Tirta, dinas pengairan dan dinas perhubungan untuk menyediakan layanan transportasi yang aman.
“Belajar dari musibah tersebut, pemerintah berkeinginan untuk memberikan pelayanan keselamatan kepada masyarakat,” kata Gus Ipul.
Berdasarkan data dari Dinas Pengairan Provinsi Jatim, wilayah hilir sungai Brantas mempunyai 70 lokasi tambang. Adapun 65 lokasi tambang di Kali Surabaya, 4 di Kali Mas dan 1 berada di kali Wonokromo. Sementara untuk wilayah area Bengawan Solo terdapat 86 lokasi penyeberangan sungai tambang.
JAYANTARA MAHAYU