TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian Negara Republik Indonesia Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan tim Detasemen Khusus 88 tak menemukan bom pada saat penggerebakan dan penggeledahan di kontrakan terduga teroris Purwakarta.
Tim Detasemen Khusus menangkap dua orang yang diduga terlibat tindak pidana terorisme pada Minggu, 25 Desember 2016. Dua orang yang diduga bernama Ivan dan Rijal dicokok di Jalan Ubrug, Cibinong, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Ivan dan Rijal, Densus bergerak ke rumah terapung di Waduk Jatiluhur pada pukul 12.30 WIB. Saat hendak ditangkap, Abu Sofi dan Abu Fais melawan. Akhirnya, terjadi kontak senjata yang menewaskan keduanya.
Selain menggerebek kontrakan terduga teroris di Jatiluhur, polisi menggeledah kontrakan lama mereka di Bandung. Dalam penggeledahan itu, kata Rikwanto, polisi menemukan banyak peralatan seperti paku dengan berbagai macam ukuran. Ada pula timbangan.
"Memang tidak ditemukan bahan-bahan bom. Tapi timbangan mengindikasikan mereka akan mendapat kiriman bom," kata Rikwanto di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin, 26 Desember 2016.
Rikwanto mengatakan pada saat penggerebekan Abu Sofi dan Abu Faiz, polisi diserang dengan pisau dan golok. Alat itu diduga akan dipakai mereka menyerang polisi pada malam tahun baru. "Mereka sengaja membeli pisau dan golok itu. Satu golok harganya Rp 50 ribu," ucapnya.
Ivan dan Rijal kini berada di Markas Korps Brigade Mobil di Depok untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan jenazah Abu Sofi dan Abu Faiz diautopsi dan berada di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
REZKI ALVIONITASARI