TEMPO.CO, Banda Aceh - Ratusan warga Aceh memadati kuburan massal korban tsunami di Ulee Lhue, Banda Aceh, Senin 26 Desember 2016. Mereka berdoa untuk keluarganya yang menjadi menjadi korban tsunami Aceh 12 tahun lalu.
Kuburan massal Ulee Lheu ramai sejak pagi. Warga terus berdatangan ke sana silih berganti. Kuburan tersebut dan Masjid Ulee Lheu yang tak jauh dari lokasi, menjadi tempat pusat peringatan 12 tahun tsunami yang digelar Pemerintah Provinsi Aceh.
Baca Juga:
Plt Gubernur Nanggore Aceh Darussalam, Soedarmo dan sejumlah pejabat juga tampak hadir di sana, untuk berdoa bersama keluarga korban.
Salah seorang warga, Ani mengaku setiap tahun berdoa di kuburan tersebut. "Suami dan dua anak saya meninggal saat tsunami," katanya. Menurut Ani, saat tsunami keluarganya tinggal di Desa Blai Oi, Kecamatan Meuraxa Banda Aceh, desa tetangga Ulee Lheu.
Pengurus Masjid Ulee Lheu, M Yacob mengatakan kuburan massal seluas dua kali lapangan bola itu, menampung sekitar 14.500 korban tsunami. "Dulu ini bekas rumah sakit," katanya.
Yacob sendiri selamat dari musibah tsunami dan terseret arus dua kilometer lebih. "Saya ikut sejak awal membantu menguburkan jenazah tsunami di sini."
Puncak peringatan digelar di Masjid Ulee Lheu dengan doa bersama dan tausyiah yang disampaikan oleh Prof Farid Wajdi, Rektor UIN Arraniry.
Dalam sambutannya, Plt Gubernur Aceh Soedarmo mengatakan tujuan memperingati peristiwa gempa dan tsunami ini bukanlah untuk membuka kembali kesedihan dan luka lama, melainkan untuk membangkitkan semangat kita agar lebih meningkatkan keimanan Kepada Allah SWT. "Sekaligus menyadarkan kita supaya lebih peduli pada lingkungan dan senantiasa meningkatkan pengetahuan tentang kebencanaan."
Soedarmo mengharapkan momentum peringatan tsunami ini mendorong warga agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana sebagaimana tema peringatan tsunami tahun ini, yaitu: “Majukan Negeri, dan Bangun Budaya Siaga Bencana di Masyarakat”
Menurut Soedarmo, dunia mengakui bahwa gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh 12 tahun silam merupakan salah satu tragedi paling memilukan dalam peradaban manusia. Bencana itu tidak hanya memporak porandakan Aceh, tapi juga berdampak hingga ke berbagai negara lain, seperti India, Sri Langka, Thailand dan lainnya. Korban yang meninggal lebih dari 200 ribu jiwa. "Makanya peringatan tsunami ini tidak hanya diadakan setiap tahun di Aceh, tapi juga di banyak negara, khususnya yang merasakan dampak bencana tersebut," katanya.
Selain di Ulee Lheu, warga juga mengunjungi sejumlah kuburan massal lainnya seperti di Siron, Lambaro, Aceh Besar dan di Lhoknga.
ADI WARSIDI