TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengatakan akan menindak tegas Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Aceh Singkil Ajun Komisaris Besar Budi Samekto. Alasannya, Budi dianggap meremehkan antisipasi pengamanan sebelum penyerangan gereja di Singkil terjadi.
"Tentu ada risikonya. Nanti akan saya proses," kata Badrodin Haiti di Markas Besar Polri, Jumat, 16 Oktober 2015.
Badrodin Haiti menjelaskan, sebelum penyerangan gereja, Kepolisian Daerah Aceh telah menawari bantuan pengamanan Singkil. Kapolres Budi Samekto menolak bantuan tersebut dengan alasan dapat menanganinya sendiri. "Makanya, saya sering sampaikan ke Kasatwil masing-masing, ada yang memang over dan underestimate karena kemampuan memprediksi tidak sama satu dengan yang lainnya," ujarnya.
Selain menindak Kapolres, Kapolri Badrodin Haiti juga memerintahkan Polda Aceh untuk menindak tegas para pelaku penyerangan dan penembakan. Tiga orang telah ditahan di Polda Aceh dan tujuh lainnya masih buron. Polri mengklaim telah mengantongi nama aktor intelektualnya, tetapi nama atau inisialnya masih dirahasiakan untuk kepentingan pengejaran daftar pencarian orang (DPO).
Badrodin Haiti berujar kondisi Singkil saat ini cukup aman. Oleh sebab itu, para pengungsi mulai dikembalikan ke rumah masing-masing secara bertahap. Sebelumnya, 7.000 warga diungsikan ke desa Fak Fak, Saragi, Sumatera Utara. Mereka diungsikan di sejumlah gereja, tempat penampungan, serta ke sanak saudara.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, satu gereja dilaporkan dibakar massa di Desa Suka Makmur, Gunung Meriah, Aceh Singkil, Aceh, Selasa, 13 Oktober 2015. Badrodin Haiti menerangkan kericuhan ini berawal dari kesepakatan antara Pemda dan perwakilan masyarakat setempat terkait pembongkaran 21 gereja yang dianggap bermasalah karena tak memiliki izin. Mereka sepakat gereja yang dianggap illegal itu akan dibongkar pada 19 Oktober 2015.
Bentrok terjadi antarwarga tersebut menyebabkan dua korban tewas dan empat lainnya terluka, termasuk anggota TNI. Korban tewas, kata Badrodin, diperkirakan bukan terkena senapan angin berisi peluru gotri. Mantan Wakil Kapolri itu berharap nantinya ada kesepakatan yang dibangun dan tak ada lagi masalah, terutama yang bernada suku, agama, ras, dan adat istiadat.
DEWI SUCI RAHAYU