TEMPO.CO, Bandung - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Haryadi Wargahadibrata mengatakan, dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat sudah 15 daerah yang menyatakan siaga darurat menghadapi kekeringan. “Sudah ada beberapa langkah yang dilakukan menghadapinya,” kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 3 September 2015.
Haryadi mengatakan, kekeringan yang terjadi di tiap daerah bervariasi. Dia mencontohkan, Kabupaten Bandung menyatakan 33 kecamatan mengalami kekeringan dan kini tengah di uji lokasinya untuk penyiapan bantuannya. Daerah lainnya diantaranya Indramayu, Subang, sebagian Cirebon. “Kita akan menyediakan air bersih dan air minum untuk penduduk yang mengalami kekeringan,” kata dia.
BPBD Jawa Barat sudah membagikan 17 alat pengolah air baku, tiga tangki air yang mobile, puluhan pompa air pada 22 daerah untuk mengantisipasi dampak kekeringan. BPBD Jawa Barat juga menyiagakan 10 hidran umum kapasitas seribu liter air, 10 unit pengolah ari, serta 3 tangki air kapasitas 8 ribu liter.
Haryadi mengatakan, upaya hujan buatan dengan teknologi hujan buatan juga tengah diupayakan oleh BPPT dan Kementerian Pertanian. Dia mengakui, upaya ini masih kerap gagal karena angin kencang yang kerap membuyarkan awan. “Hujan buatan juga tidak bisa di arahkan, kadang di arahnya Tasikmalaya hujan turun di laut,” kata dia.
Kendati demikian, sejumlah daerah sudah melaporkan terjadinya hujan. “Hanya belum memadai untuk di tempat kekeringan,” kata Haryadi.
Menurut Haryadi, Jawa Barat masih lebih beruntung dibandingkan Jawa Tengah dan Jawa Timur karena masih ada potensi awan hujan di sejumlah lokasi. “Masih ada beberapa titik yang masih bisa hujan di Jawa Barat,” kata dia.
Sebelumnya, Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas 1 Bandung, Susiana mengatakan, perkiraan berakhirnya kemarau kemungkinan mundur akibat pengaruh fenomena iklim El-Nino. “Kemarau sekarang lebih kering karena ada El-Nino dan diperkirakan lebih panjang. Kita perkirakan mudah-mudahan di November 2015 sudah mulai hujan,” kata dia saat dihubungi Tempo, Rabu, 2 September 2015.
Susiana mengatakan, datangnya musim hujan di Jawa Barat tidak berbarengan. “Paling cepat itu di selatan. Berdasarkan perkiraan terakhir hujan mulai Bulan November 2015 kecuali di bagian utara,” kata dia. Wilayah utara Jawa Barat kemungkinan baru memasuki musim hujan sekitar bulan Desember 2015 hingga Januari 2016.
Menurut Susiana, awal musim hujan mundur sebulanan. Di Bandung misalnya, musim hujan biasanya mulai awal Oktober 2015, kemungkinan mundur November 2015. Pada awal musim hujan November 2015, wilayah selatan dan tengah mulai merasakan hujan walaupun belum normal.
Susiana mengatakan, musim kemarau ini relatif lebih kering dibandingkan musim kemarau sebelumnya. Kendati masih terjadi hujan, tapi dipengaruhi oleh kondisi geografis lokal di wilayah tersebut. Bandung misalnya yang berada di daerah cekungan, masih berpotensi hujan kendati kecil. “Kalau agak besar, terjadi sebentar dan sifatnya lokal,” kata dia. Musim kerinng di Jawa Barat biasanya masih menyiasakan hujan.
AHMAD FIKRI