TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan sudah ada enam alat berat yang dioperasikan untuk mempercepat evakuasi korban yang tertimbun longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Ganjar berharap tidak ada pencanangan jenis status longsor tersebut menjadi bencana nasional.
“Enggak penting, yang harus dilakukan sekarang action, bukan statemen,” kata Ganjar ketika ditanya soal status longsor Banjarnegara seusai pelantikan Pengurus Pusat Keluarga Alumni UGM (Kagama) di Rektorat UGM, Ahad, 14 Desember 2014. (Baca juga: Detik-detik Jokowi Blusukan Longsor Banjarnegara)
Ganjar mengatakan saat ini pihaknya sedang memikirkan cara meminta warga di sekitar Dusun Jemblung agar mengikuti program transmigrasi lokal. Ganjar mengatakan program ini semestinya juga diikuti warga lain di sekitar kawasan itu yang rumahnya berada di tebing rawan longsor. (Baca juga: Lembaga Kemanusiaan Respons Bencana Banjarnegara)
“Saya sudah bicara ke Bupati Banjarnegara soal ini, tapi hambatannya pasti masalah sosial ekonomi,” kata Ganjar. (Baca juga: Jenazah Korban Longsor Banjarnegara Masih Utuh)
Solusi ini pernah menjadi wacana saat bencana longsor di Dusun Gunungraja, Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, pada 2006. Namun, menurut Ganjar, memindah lokasi permukiman warga dalam jumlah besar bukan perkara mudah.
Rektor UGM Dwikorita Karnawati berpendapat bahwa relokasi di kawasan sekitar longsor itu merupakan solusi tepat mengingat tingkat kerawanan bencana yang tinggi di sana. Kawasan lokasi longsor saat ini memang berbahaya dan diperparah dengan pembangunan permukiman yang serampangan serta drainase berkualitas buruk. “Sebagian rumah juga diperluas dengan mengepras kaki lereng, ini bahaya,” katanya.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita lain:
Jokowi Akan Hadir di Peringatan 10 Tahun Tsunami
Agnez Monica, Seleb dengan Pengikut Terbanyak
Cina Debat Amerika di Konferensi Perubahan Iklim