TEMPO.CO, Yogyakarta - Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwikorita Karnawati mengatakan telah menurunkan tim investigasi untuk memetakan potensi longsor yang terjadi di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Tim tersebut bertugas mendeteksi titik-titik rawan longsor lain di sekitar Kecamatan Karangkobar.
"Kami menerbangkan tiga drone--pesawat kecil tanpa awak--untuk mengambil gambar kawasan itu dari udara," kata Dwikorita di Rektorat UGM, Ahad, 14 Desember 2014. (Baca juga: Ke Lokasi Longsor, Jokowi Dialog dengan Petani )
Dwikorita sudah berkunjung ke lokasi longsor bersama tim investigasi bentukan UGM, Sabtu sore, 13 Desember 2014. Tim itu kini masih berada di Banjarnegara untuk memetakan kawasan rawan lainnya, mengetahui penyebab longsor, dan strategi pencegahan bencananya. (Baca: Longsor Banjarnegara, Jokowi Fokus Urus Evakuasi)
Menurut Dwikorita, selain masalah evakuasi korban yang tertimbun longsor dan pemenuhan kebutuhan pengungsi, pemetaan titik-titik rawan lain juga menjadi penting saat ini. Dia khawatir kawasan di sekitar lereng curam yang berada di atas jalur patahan sama dengan di Dusun Jemblung. (Baca: Dalam Lima Tahun, Banjarnegara Longsor 15 Kali)
Dwikorita mengatakan karakter umum dari daerah yang kaya patahan biasanya mudah terjadi longsor berantai. "Daerah sekitar lokasi harus diwaspadai, jangan sampai ada kuburan massal lainnya," kata Dwikorita. (Baca juga: Potensi Longsor Banjarnegara Masih Tinggi)
Tanah longsor di Banjarnegara terjadi pada Jumat, 12 Desember 2014, pukul 18.00 WIB. Ada 54 rumah yang tertimbun tanah. Banyaknya korban diduga lantaran hujan amat deras sehingga warga memilih berdiam di rumah saat peristiwa itu. Akibatnya, 88 orang hilang, belasan orang tewas, 11 luka berat, dan 4 terluka.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita lain:
Kemenkoinfo: TPI Tak Berhak Bersiaran
Ditemukan 10 Korban Longsor dalam Satu Mobil Colt
Ini Kegiatan Jokowi di Lokasi Longsor Banjarnegara