TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kebudayaan-Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan menyetop penerapan Kurikulum 2013 pada Jumat, 5 Desember 2014. Padahal buku yang akan berlaku pada semester kedua itu sudah terlanjur dicetak hingga puluhan juta eksemplar. (Baca: ICW Minta Kurikulum 2013 Distop Total)
Menurut Ketua Kelompok Kerja Lelang Katalog Cetak Buku Kurikulum 2013 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP) Yulianto Prihandoyo, hingga akhir tahun 2014, sekitar separuh dari total kebutuhan buku sebanyak 165 juta sudah tersedia. Artinya, hingga Desember 2014, ada 82,5 juta buku yang sudah tersedia. (Baca: Muhammad Nuh: Kurikulum 2013 Lebih Baik dari KTSP)
Yulianto menuturkan pemerintah daerah harus menyediakan anggaran untuk buku-buku tersebut sebelum tahun ini berakhir. Buku-buku itu terdiri atas 50 persen kebutuhan siswa SMP-SMA serta 100 persen kebutuhan siswa SD untuk dua tema. Harga masing-masing eksemplar bervariasi, antara Rp 8.000 hingga Rp 14 ribu. Total anggaran yang disediakan untuk pengadaan buku pada tahun ini mencapai Rp 660 miliar-1,155 triliun. (Baca: Kurikulum 2013 Distop, M. Nuh: Maunya Kerja Ringan)
Dari total anggaran tersebut, ujar Yulianto, lebih dari separuh daerah di seluruh Indonesia sudah melunasi pembayaran. Pelunasan buku terdiri atas dua tahap. Tenggat pertama jatuh pada 31 Desember 2014 dan yang kedua antara Januari-Maret 2015. "Dengan distopnya Kurikulum 2013, kemungkinan sisa pembayaran akan dibatalkan," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad memastikan tidak akan menarik buku Kurikulum 2013 yang telah beredar. Menurut dia, meski kurikulumnya distop, buku yang telah dicetak tetap bisa dijadikan referensi. "Tidak ada istilah buku ditarik. Buku-buku itu tetap bisa ditaruh di perpustakaan sebagai referensi," kata Hamid.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Berita Terpopuler
Kubu Ical: Peserta Munas Ancol Diberi Rp 500 juta
Jokowi Kaget Lihat Jakabaring
Begini Cara 13 Polisi di Kudus Menyiksa Kuswanto
Usul BPJS Jadi Kartu Subsidi, Anang Dibilang Lucu
Ical Pecat Kader Bandel di Munas Golkar Tandingan