TEMPO.CO, Serang - Sebanyak 121.776 siswa tingkat SMA sederajat di Provinsi Banten hari ini mengikuti Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2014. Jumlah tersebut terdiri atas 45.459 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), 16.353 siswa Madrasah Aliyah (MA) dan 59.964 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten, Hudaya Latuconsina, mengatakan panitia penyelenggaraan UN telah mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya kebocoran soal dan kunci jawaban. "Kami himbau agar siswa jangan percaya (bocoran). Itu justru akan mengacaukan konsentrasi mengerjakan soal. Jangan tergiur,karena itu pasti tidak benar," ujarnya, Senin, 14 April 2014. (Baca:Cara Menteri Nuh Atasi Kekurangan Soal UN)
Hudaya meminta semua pihak, apabila ada yang menemukan indikasi kecurangan berupa kebocoran soal, bisa ditindaklanjuti kepada pengawas. "Jika ada yang menemukan adanya kecurangan, saya minta segera melapor dengan menunjukkan identitas diri pelapor disertai bentuk, tempat, waktu, pelaku, bukti dan saksi pelanggaran," katanya.
Sebelumnya, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Sholeh Hidayat mengatakan seluruh kepala dinas pendidikan di kabupaten/kota se-Provinsi Banten diduga mendapat tekanan dari kepala daerah untuk meluluskan siswanya sesuai target kelulusan dalam UN. Tekanan tersebut diduga menjadi salah satu pemicu terjadinya kebocoran soal dalam UN.
Menurut Sholeh Hidayat, dalam setiap pelaksanaan UN selalu terdapat target kelulusan yang direncanakan oleh pemerintah. Dengan demikian, hal itu menjadi taruhan bagi daerah. "Maka berbagai cara dilakukan oleh pejabat terkait, bahkan mereka menekan kepala sekolah untuk mengejar target tersebut." (Baca:Federasi Guru Temukan Kasus Jual Beli Jawaban UN)
Pelaksanaan UN bahkan menjadi hal membingungkan bagi para pejabat di Dinas. Karena jika target yang ditentukan daerah tidak tercapai, maka ancaman mutasi hingga non-job dari kepala dinas bisa terjadi. "Kepala Dinas Pendidikan takut jumlah kelulusan rendah. Ini sudah tidak sehat. Jangan UN dibawa-bawa ke politik," katanya.
Menurut Sholeh Hidayat, pihak perguruan tinggi kembali dilibatkan dalam mengawasi UN tahun 2014 ini. Sedikitnya 1600 dosen terlibat mengawasi. "Pengawasan juga harus dilakukan oleh masyarakat. Temuan terjadinya kecurangan akan kami sampaikan kepada pemerintah pusat," ujarnya.
WASI`UL ULUM
Tepopuler
Bayi Meninggal di Pesawat Lion Air
Dyandra Investasi Hotel Bintang Lima Rp 98 Miliar
Garuda Terbang Perdana Rute Surabaya-Jeddah
Produksi Cupang Kediri Bangkit dari Keterpurukan