TEMPO.CO, Jakarta - Selama dua jam lebih kobaran api membakar badan KRI Klewang 625. Dua mobil pemadam kebakaran tak mampu menjinakkan api. Sejak terbakar pukul 15.15 WIB hingga 17.30 WIB, 90 persen badan kapal hancur. Yang tersisa hanya rangka bagian belakang kapal, itu pun hangus. "Dua tahun habis dalam sekejap," kata salah satu karyawan PT Lundin Industry Invest, yang enggan menyebut namanya.
KRI Klewang 625 didesain sebagai kapal cepat rudal berlambung tiga (trimaran). Kapal pesanan TNI AL dengan biaya Rp 114 miliar ini diklaim menggunakan teknologi mutakhir berbahan komposit karbon.
Dalam wawancara Tempo dengan Direktur PT Lundin, Lizza Lundin, pertengahan September lalu, teknologi komposit karbon ini baru pertama di Asia. Kelebihannya, kapal lebih ringan dan irit bahan bakar sehingga bisa melesat hingga 30 knot.
PT Lundin memulai proyek ini pada 2007 dengan melakukan riset ke sejumlah negara. Pembuatannya baru dilakukan pada 2009 dengan biaya APBN 2009 hingga APBN 2011 senilai total Rp 114 miliar.
Pada 30 Agustus lalu, TNI AL meluncurkan kapal ini di galangan milik PT Lundin di Jalan Lundin No. 1 Kelurahan Sukowidi, Kalipuro. Kapal ini ditarik menuju dermaga milik TNI AL Banyuwangi melalui laut.
Selama September ini, ada sekitar 30 personel TNI AL dari Armada Timur Surabaya dididik di Banyuwangi sebagai calon anak buah kapal itu. Uji coba bersama sedianya akan dilakukan Jumat, 28 September 2012.
Kapal belum dilengkapi persenjataan. Pemasangan senjata akan dilakukan usai proses serah-terima kapal dari produsen ke TNI AL yang dijadwalkan akhir September ini.
Namun, sebelum kapal resmi menjadi milik TNI AL, korsleting listrik di dalam kapal memicu kebakaran hebat yang menghanguskan KRI Klewang hingga tak bersisa.
IKA NINGTYAS
Berita Terkait
Suara Ledakan dari KRI Klewang, Pemadam Menyerah
KRI Klewang Terbakar
Kapal Pengangkut Batu Bara Terbakar di Merak
Terbakar, Kapal Costa Allegra Singgah ke Desroches
Keluarga Korban KM Kirana Dapat Santunan