“Tan Malaka hanya dua minggu di Purwokerto, tapi gerakannya itu cukup dipandang pemerintah saat itu,” ujar peneliti Tan Malaka, Harry Poeze di Purwokerto, Kamis (21/10).
Poeze datang ke Purwokerto untuk menjadi pembedah bukunya berjudul Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia. Selain itu, ia juga akan melihat sebuah meja yang digunakan oleh Tan dan Jenderal Soedirman saat menggelar rapat persiapan membentuk Persatuan Perjuangan.
Menurutnya, sosok Tan merupakan satu dari tujuh tokoh penting kemerdekaan Indonesia. Selain Tan, ada nama lain seperti Soekarno, Muhammad Hatta, Syahrir, Muhammad Syarifuddin, Muso, dan Jenderal Soedirman.
Pembedah buku lainnya, Ashoka Siahaan mengatakan, konsep Madilog hasil pemikiran Tan masih relevan digunakan saat ini. Menurutnya, pemikiran Tan sudah sangat mendunia. “Ia pemikir melebihi jamannya,” ujarnya.
Sedangkan Henry Restuadhi, dosen Sosiologi Fisip Universitas Jenderal Soedirman, Tan merupakan pemikir pejuang yang kesepian. “Kalau mau jadi pejuang yang idealis, ya seperti Tan Malaka itu,” katanya.
ARIS ANDRIANTO