Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago menilai kalangan istana terutama keluarga presiden sudah terjebak dalam narsisme gaya Orde Baru. "Dikhawatirkan mereka yang mensponsori itu punya niat untuk berkroni," ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu (18/8).
Hal itu dilontarkan Andrinof mengomentari soal pembagian buku anggota keluarga presiden SBY yang menjadi souvenir dari istana negara saat perayaan HUT RI-65. Oleh karenanya dia menghimbau agar Presiden lebih berhati-hati dalam menerima kebaikan dari para pendukungnya. "Presiden harus lebih sensitif mencium modus kroni yang terlalu menyanjungnya," ujarnya.
Andrinof mengatakan, modus itu merupakan gaya Orde Baru, pemerintahan Presiden Soeharto. Keluarga presiden Soeharto saat itu, lanjut dia, terjebak dengan perlakuan istimewa yang diberikan oleh para kroninya dan akhirnya menyebabkan keruntuhan serta kerugian yang teramat besar bagi keluarga. "Justru jika buku itu untuk pencitraan, seharusnya menjadi kontraproduktif saat ini," ujarnya.
Masyarakat, kata Andrinof, saat ini sudah lebih kritis. Rakyat tidak lagi bisa tertipu oleh bungkus dan kemasan lux dari sebuah kekuasaan. "Mereka saat ini lebih berpikir pragmatis dan yang lebih nyata untuk kebutuhan rakyat," ujarnya.
Andrinof berharap, momentum kenegaraan seharusnya memang tidak dimanfaatkan oleh siapa saja untuk mengambil keuntungan apapun. "Konteksnya sudah tidak cocok lagi sekarang," ujarnya.
SANDY INDRA PRATAMA
Iklan
