TEMPO Interaktif, Jakarta: Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla berpeluang besar memenangkan pemilu presiden 2009. Alasannya, saat ini tidak ada kandidat calon presiden dan wakil presiden yang memiliki popularitas sebanding dengan incumbent tersebut. "Tidak ada lawanyang bisa memberi perlawanan cukup," kata pengamat politik Center for Strategic and International Studies (CSIS), J. Kristiadi, Selasa (2/12).
Menurut dia, kandidat calon presiden maupun wakil presiden lain tidak memiliki infrastruktur sekuat incumbent. Pasangan Yudhoyono-Kalla pun diuntungkan dengan program pemerintah menjelang akhir 2008 dan awal tahun depan.
Pasangan itu, kata Kristiadi, akan menjual program populis untuk merebut simpati pemilih. Apalagi, citra mantan presiden Megawati Soekarnoputri yang diajukan kembali sebagai calon presiden oleh PDI Perjuangan belum bisa mengalahkan Yudhoyono. "Mega sudah dihukum rakyatnya sendiri. Sedangkan, pasangan Yudhoyono-Kalla tersandera popularitas," ujarnya.
Dampak krisis global juga akan dijadikan tameng ketidakmampuan pasangan itu memenuhi target penurunan angka kemiskinan dan pengangguran. Yudhoyono dan Kalla pada awal berkuasa mentargetkan angka kemiskinan dan pengangguran pada akhir kepemimpinan mereka turun menjadi 8,2 persen dan 5,1 persen.
Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Sri Adiningsih menyatakan pertumbuhan ekonomi tahun depan tak lebih dari 5 persen. Dampaknya, kata dia, angka kemiskinan dan pengangguran melonjak. Pada 2005, angka kemiskinan naik satu hingga dua persen dengan inflasi 17 persen. Namun, Adiningsih memperkirakan kenaikan angka kemiskinan dan pengangguran tahun depan mencapai dua hingga tiga persen. "Kenaikannya bisa tajam. Bisa lebih besar besar dibanding 2005," katanya.
KURNIASIH BUDI