Warga Tempati Tanah Milik TNI

TEMPO Interaktif, Surabaya : Tidak kurang dari 5 ribu kepala keluarga (KK) atau sekitar 36 ribu jiwa saat ini menempati tanah milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) di Grati, Pasuruan, Jawa Timur. Mereka menempati lahan seluas 3, 569 ribu hektar are itu secara ilegal. Menurut Panglima Komando Armada Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Moekhlas Sidik MPA, tanah itu dibeli dari kepemilikan lahan Inventaris Kekayaan Negara (IKN)sejak 1960 dengan harga Rp 77.658.210. Tanah tersebut tersebar di 11 desa dan 2 kecamatan masing-masing Kecamatan Nguling dan Lekok. Di lahan itu rencananya akan dibangun Pusat Pendidikan TNI AL terlengkap, baik kejuruan, marinir maupun pelaut. “Waktu itu kondisi negara tidak tentram akibat G 30 S PKI dan TNI AL tidak punya dana, makanya belum terealisasi,” kata Moekhlas usai membuka Latihan perang Kopaska dan US Navy Seal di Actions Speed Tactical Training (ASTT) Komando Latihan Armatim, Ujung, Surabaya, Kamis (8/2). Proses sertifikasi tanah atas nama TNI AL telah selesai sejak 1986 dan 1993 Badan pertanahan Nasional (BPN) menerbitkan sertifikat sebanyak 14 bidang dengan luas 3.676.335 ha (36.763.350 m2). “Tapi warga belum juga pindah. Bahkan sekarang semakin banyak,” ujarnya. TNI Al akan segera membentuk tim penyelesaian tanah di Grati itu. Moekhlasb mengharapkan pemerintah setempat membentuk tim serupa, sehingga langkah-langkah yang bertingkat dan berlanjut dalam menangani masalah ini akan bisa dilihat kemajuannya. Adi Mawardi