TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta membantah ihwal beredarkanya kabar hujan abu akibat adanya aktivitas Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman dan sekitarnya pagi ini Sabtu 26 Agustus 2017. "Itu kabar tidak benar, tidak ada hujan abu karena Gunung Merapi," ujar Danang Samsurizal, Manajer Pusat Pengendalian Operasi dan Kepala Seksi Kedaruratan BPBD DIY kepada Tempo.
Pagi ini sempat viral di media sosial soal gambar kondisi sebuah jalan di Yogya berselimut abu. Dalam kabar itu disebutkan bahwa seluruh wilayah DIY juga berselimut abu. "Padahal tidak ada pernyataan resmi apapun soal status kenaikan aktivitas Merapi hari ini," ujarnya.
Baca juga: Lomba Kebut Gunung Merapi-Merbabu Jadi Ajang Tahunan Boyolali
Danang sendiri tak mengetahui siapa penyebar informasi hoax tersebut. Dari koordinasi dengan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta dipastikan yang terjadi pagi ini di Yogya hanyalah kabut akibat dampak cuaca. Prakirawan BMKG DIY Sigit Hadi Prakosa dalam keterangan persnya menuturkan pantauan cuaca 26 Agustus 2017 pukul 06.00 - 07.00 WIB terlihat seperti kabut menyelimuti wilayah DIY.
Dalam waktu yang bersamaan beredar berita erupsi merapi Sabtu pukul 00.40 WIB yang mencatut pemberitaan media online yang mengatasnamakan Antara yang dampaknya telah menimbulkan keresahan/kepanikan di masyarakat DIY. Sigit menuturkan berdasarkan konfirmasi ke BPPTKG DIY, Sabtu 26 Agustus 2017 kondisi Merapi normal.
Baca juga: Ada Enam Elang Jawa Terpantau di Kawasan Lereng Gunung Merapi
Kondisi ini sesuai dengan status terbaru Gunung Merapi hasil pengamatan 18 - 24 Agustus 2017 yang menyatakan status Merapi normal. Adapun kondisi cuaca yang terjadi adalah kabut dibuktikan dengan data-data antara lain hasil pengukuran kelembaban udara di Stasiun Geofisika pukul 07.00 WIB 99 persen dan di Stasiun Klimatologi 96 persen.
Artinya kandungan uap air di udara sangat tinggi. Hasil pengamatan menunjukkan visibility (jarak pandang) kurang dari satu kilometer. Terlihat tetesan air di permukaan daun (bukan abu). Laporan pengamatan cuaca di wilayah lain (Sleman bagian utara)memperlihatkan fenomena yang terjadi adalah kabut. "Kabut akan hilang seiring dengan penyinaran matahari yang sampai ke permukaan tanah,"ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO