TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, mengapresiasi pertemuan elite politik dalam upacara peringatan kemerdekaan di Istana Merdeka, Kamis, 17 Agustus 2017. Untuk pertama kalinya, sejak serah terima jabatan pada 2014, Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hadir memenuhi undangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada perayaan kemerdekaan.
Pertemuan itu dianggap sebagai sinyal adanya kerukunan di tingkat elite politik. “Elite politik di negeri ini memang perlu mencontohkan persatuan di tengah masalah kerukunan akhir-akhir ini,” kata Siti, Kamis, 17 Agustus 2017.
Baca: SBY Sekeluarga Datang di Upacara 17 Agustus Istana Merdeka
Dalam dua tahun terakhir, SBY seperti mengulang apa yang dilakukan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. Selama 10 tahun masa pemerintahan SBY, Megawati selalu absen dalam peringatan kemerdekaan di Istana Negara.
Tak harmonisnya hubungan Jokowi dengan SBY tampak dalam pemberitaan dan media sosial. Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, SBY kerap menyentil kebijakan pemerintah melalui konferensi pers di Cikeas—kediamannya—atau lewat akun Twitter miliknya yang kerap ditanggapi Jokowi ketika menjawab pertanyaan awak media.
Komunikasi keduanya sempat mencair ketika SBY memenuhi undangan Jokowi untuk berbincang empat mata di Istana Negara, awal Maret lalu. Namun, akhir bulan lalu, hubungan Cikeas-Istana kembali memanas menyusul pertemuan SBY dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mengkritik aturan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) dalam Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Partai Gerindra dan Partai Demokrat memang sama-sama menolak pasal usul pemerintah tersebut.
Menurut siti, akhir-akhir ini Indonesia sedang mengalami masalah kerukunan. Walau kejadiannya sporadis, dampaknya tidak bisa dianggap sepele jika terakumulasi. Para pemimpin, seperti SBY dan mantan presiden lainnya, perlu tampil sebagai panutan agar masyarakat kembali bersatu. “Indonesia itu ibarat rumah. Kalau tetuanya tidak rukun, bagaimana bisa dicontoh rakyatnya?” ucapnya.
ADITYA BUDIMAN | AMIRULLAH SUHADA | MITRA TARIGAN