TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Korps Polisi Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia Brigadir Jenderal Royke Lumowa mengatakan jumlah korban meninggal dunia pada arus mudik Lebaran 2017 menurun 41,2 persen dibandingkan tahun lalu. "Dari 1.261 orang (pada 2016) menjadi 742 orang," ucap Royke di acara Evaluasi Mudik Lebaran 2017 di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 6 Juli 2017.
Begitu juga dengan jumlah kecelakaan, mengalami penurunan sebesar 30,4 persen. Royke menyatakan jumlah kecelakaan selama mudik 2016 mencapai 4.551 kejadian. Sedangkan kecelakaan di mudik Lebaran 2017 menyentuh angka 3.168 kejadian.
Baca juga: Arus Mudik 2017 Lebih Padat dari Tahun Lalu, Tapi Lebih Lancar
Royke sangat mengapresiasi pencapaian itu. Sebab bila mengacu kepada tren, angka kecelakaan dan jumlah korban cenderung mengalami kenaikan. "Kecelakaan itu normalnya naik 10 persen, tapi ini turun," ucapnya.
Royke menyebutkan beberapa faktor yang mendorong terjadinya penurunan jumlah korban jiwa dan angka kecelakaan. Faktor penentu itu di antaranya adalah penegakan hukum yang tegas bagi pelanggar lalu lintas dan perilaku pemudik yang makin tertib.
Namun, ke depan masih ada pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Royke mengatakan kepolisian tengah berupaya untuk mengurangi penggunaan sepeda motor selama mudik Lebaran. Salah satu solusinya yang sedang dikaji ialah mengenai pembatasan jalur bagi sepeda motor. "Jumlahnya memang banyak. Perlu dibatasi ruang geraknya," kata dia.
Simak pula: Libur Lebaran 2017, Jumlah WNI ke Luar Negeri Meningkat
Kepala Korps Polisi Lalu Lintas mencatat angka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor pada mudik Lebaran 2017 mencapai 4.346 kejadian. Kendati terjadi penurunan dibanding 2016 (5.974 kejadian), angka kecelakaan yang disumbangkan sepeda motor masih yang paling tinggi.
Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menambahkan secara keseluruhan pelaksanaan mudik Lebaran 2017 berjalan lancar. Ia mengatakan tahun ini ada 19 juta orang yang terlibat dalam mudik Lebaran. "Sentimen publik cukup positif," ucapnya.
Menurut Teten, setidaknya ada tiga hal yang menjadi tolak ukur kelancaran itu, yaitu menurunnya angka kecelakaan, penurunan angka percaloa,n dan menurunnya pemudik yang mengalami sakit.
ADITYA BUDIMAN