TEMPO.CO, Purwakarta - Sebanyak 999 dulag atau beduk dipastikan akan meramaikan Festival Dulag Lebaran 2017 yang akan digelar pada malam takbiran di Kota Purwakarta, Jawa Barat.
"Pesertanya berasal dari dinas/instansi pemerintahan, BUMN dan BUMD, kecamatan, desa dan kelurahan, serta masyarakat umum," kata ketua panitia Festival Dulag Lebaran 2017, Hery Anwar, kepada Tempo, Sabtu, 24 Juni 2017.
Baca: Mudik ke Solo, Gunakan Aplikasi Solo Destination
Lokasi festival dipusatkan di sepanjang ruas jalan Kolonel Kornel Singawinata, yang merupakan teras destinasi wisata Kota Purwakarta. Selain meramaikan malam takbiran, ia optimistis Festival Dulag akan menyedot banyak pelancong lokal dan regional, bahkan mungkin pelancong asing.
"Sebab, Festival Dulag sudah menjadi agenda tahunan yang dihelat setiap malam takbiran dan selalu dipenuhi pengunjung," ujarnya.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan dulag merupakan legenda dalam tradisi dan kebudayaan Sunda. "Selain dijadikan sebagai penanda datangnya setiap waktu salat selama Ramadan dan datangnya malam takbiran, dulag juga ditabuh dengan diarak keliling kampung," ucapnya.
Baca: Komisi Fatwa MUI: Takbiran Idul Fitri Tidak Boleh Dihalangi
Karena itu, Dedi memberikan ruang dan kreasi untuk tradisi ngadulag atau seni menabuh bedug dengan menggelar festival sejak dia menjabat Bupati Purwakarta. "Festival Dulag Purwakarta 2017 merupakan kedelapan kalinya," tuturnya.
Sejauh ini, kata Dedi, takbir keliling saat festival tak pernah mendatangkan masalah sosial. "Selalu aman," katanya.
Hal lain yang menarik adalah pemimpin agama Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu selalu mengambil peran dalam festival tersebut. "Kami selalu memupuk rasa persaudaraan dan keberagaman dalam setiap event keagamaan, termasuk di Festival Dulag," ujarnya.
NANANG SUTISNA