TEMPO.CO, Palu - Sekitar 44 kepala keluarga korban banjir Tolitoli, Sulawesi Tengah yang terjadi pada Sabtu 3 Juni 2017, hingga saat ini mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat.
“Sudah 9 hari ini, belum ada bantuan apa-apa yang kami terima dari pemerintah,” kata Abdul Rahman, warga Kelurahan Tuweley, Kecamatan Baolan, Senin 12 Juni 2017. Ia dan keluarganya terdampak banjir Tolitoli.
Baca juga:
Pasca Banjir Tolitoli, Masyarakat Krisis Air Bersih
Menurut Rahman, ada sekitar 44 kepala keluarga di wilayahnya, di Jalan Cendrawasih yang rumahnya yang terendam banjir dan mengalami rusak parah belum dapat berbuat apa-apa. “Rumah kami hancur, rusak berat. Seluruh isi rumah habis hanyut di bawah banjir. Tidak ada yang bisa diselamatkan,” katanya.
Ia berharap bantuan pemerintah untuk segera disalurkan untuk membantu kebutuhan mereka. “Saat ini kami sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah. Kami butuh selimut, sembako dan air bersih,” ujar Rahman, yang mengaku banjir di wilayahnya salah satu wilayah banjir terparah karena berdekatan dengan sungai.
Baca pula:
Banjir Tolitoli, 4 Rumah Hanyut dan Jalur Trans Sulawesi Putus
Kata dia, sejak banjir melanda wilayah mereka pada 3 Juni lalu sampai saat ini mereka masih tinggal di tempat tenda pengungsian yang sudah disediakan pemerintah. Namun bantuan logistik berupa makanan, pakaian, dan air bersih sama sekali belum didapatkannya.
"Selama ini di tenda pengungsian, bantuan kami dapat dari para dermawan yang datang langsung ke tenda-tenda pengungsian. Sementara bantuan dari pemerintah sampai saat ini belum kami terima," katanya. Kata Rahman, itupun tenda bantuan dari Kementerian Sosial baru terpasang kemarin setelah mereka memintanya langsung.
Simak:
Banjir Tolitoli, Kementerian PUPR Perbaiki Jembatan yang Rusak
“Padahal pendataan sudah dilakukan beberapa kali, dan sudah kita laporkan warga yang terkena dampak banjir yang ada di wilayah Tuweley ini, namun bantuan belum kunjung tiba,” kata dia, mengeluh.
Banjir Tolitoli, Sulawesi Tengah, terjadi pada Sabtu malam, 3 Juni 2017. Akibatnya, ribuan rumah terendam banjir dan puluhan rumah hanyut terseret arus dan 5 korban jiwa.
AMAR BURASE