TEMPO.CO, Palu - Puluhan ribu penduduk Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, kekurangan air bersih setelah banjir Tolitoli menerjang 3 Juni 2017 lalu. Jaringan air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat belum dapat dioperasikan.
"Semenjak banjir Tolitoli terjadi, sudah 6 hari ini kami kesulitan air. Untuk cuci pakaian dan mandi kami terpaksa ke sungai walaupun airnya masih kotor,” kata Haris, warga Kelurahan Tuweley kepada Tempo, Sabtu 10 Juni 2017.
Baca juga: Banjir Tolitoli, 2 Korban Tewas dan 2 Orang Hilang
Haris mengatakan, sementara sumber air satu-satunya diharapkan saat ini adalah sungai. Dia berharap pemerintah segera mengatasi ketersediaan air bersih di wilayahnya. Dan pipa induk PDAM yang putus di Bendungan Tuweley bisa secepatnya diperbaiki.
Untuk mengantisipasi terjadinya krisis air tersebut, sementara ini kendaraan taktis meriam air milik Markas Polisi Resor Tolitoli diterjunkan untuk mendistribusikan air bersih kepada warga korban banjir.
"Insya Allah pipa induk yang putus ini secepatnya akan selesai dikerjakan. Polisi, TNI, dibantu masyarakat sedang memperbaikinya. Kasihan masyarakat yang terkena dampak banjir kesulitan untuk mendapatkan air bersih,” ungkap Kepala Kepolisian Resor Tolitoli, Ajun Komisaris Besar Muhammad Iqbal Al Qudusy, Sabtu 10 Juni 2017.
Pemerintah mencatat ada sekitar 56 ribu jiwa yang terkena dampak banjir Tolitoli. Korban meninggal ada 4 orang.
AMAR BURASE