TEMPO.CO, Palu - Banjir Tolitoli, Sulawesi Tengah, kembali melanda pada Sabtu malam 3 Juni 2017. Akibatnya, ribuan rumah terendam banjir dan 4 rumah hanyut terseret arus. Selain itu, banjir mengakibatkan jalur transportasi Trans Sulawesi putus total.
“Kendaraan tidak bisa lewat, karena jalan semua digenangi air setinggi satu meter lebih,” kata Mukramin, warga Kelurahan Tambun, Kecamatan Baolan, Kabupaten Tolitoli saat dihubungi, Minggu 4 Juni 2017 dini hari.
Mukramin mengatakan, banjir kali ini merupakan banjir yang terparah selama ini terjadi di Kabupaten Tolitoli khususnya di Kelurahan Tambun.
Baca: Tolitoli Dilanda Banjir Setinggi Satu Meter, Tiga Desa Terendam
"Banjir yang lalu rumah saya aman, air tidak sampai masuk rumah. Sekarang ketinggian air di rumah sudah sampai dada saya,” katanya. Mukramin mengatakan, dia bersama keluarganya kini mengungsi ke lokasi yang aman dan lebih tinggi.
Selain rumah warga, banjir Tolitoli juga menggenangi pusat perkantoran. Di Kelurahan Tuweley tepatnya di jalan Anoa, banjir tersebut mencapai atap rumah penduduk mengakibatkan warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Untuk mengevakuasi warga setempat personil Polres Tolitoli diterjunkan dengan menggunakan perahu Karet dan Kano.
Sementara di Desa Dadakitan, Kecamatan Baolan, dilaporkan terdapat 4 rumah warga yang hanyut terseret arus banjir dan posisinya berada di ruas jalan Trans Sulawesi di wilayah tersebut. Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Kota Tolitoli dan Kota Palu terputus. Tak hanya banjir, longsor juga terjadi Desa Pangi terjadi longsor.
Sebelumnya, pada Rabu 31 Mei 2017, banjir juga telah terjadi di Kabupaten Tolitoli. Akibatnya tiga desa yaitu Desa Lampasio, Desa Ogomatanang dan Desa Batuan terendam banjir.
Hingga kini belum ada informasi mengenai kemungkinan adanya korban jiwa maupun luka-luka akibat banjir Tolitoli. Namun, pada Minggu 4 Juni 2017, sejak pukul 02.00 Wita dini hari, banjir dikabarkan mulai berangsur surut.
AMAR BURASE