TEMPO.CO, Ternate - Pos pengamatan Gunung Dukono, Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara menutup sementara semua jalur pendakian menuju Kawah Malupang Warirang. Langkah ini dilakukan lantaran aktivitas letusan Gunung Dukono terus meningkat sejak sepekan terakhir.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dukono, Iwan Amat mengatakan, dalam sehari Dukono meletus hingga 35 kali dengan amplitudo 4-10 milimeter, durasi 27.78-50.66 detik dan disertai asap putih kelabu setinggi 400 meter. Terdengar bunyi gemuruh dari kawah dengan skala lemah.
Baca juga: Menteri Jonan Minta Modernisasi Alat Pemantau Gunung Api
“Selain itu gempa vulkanik dalam dan tektonik jauh juga terjadi. Bahkan gempa tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 0.5-24 milimeter atau dominan 4 milimeter. Meski demikian status masih tetap pada waspada level II,” kata Iwan kepada Tempo, Kamis 08 Juni 2017.
Menurut Iwan, secara visual cuaca di puncak Gunung Dukono terlihat cerah dan berawan dengan angin bertiup lemah ke arah timur. Suhu udara mencapai 26-29 derajat celcius dan kelembaban udara 82-91 persen. Karena itu pihaknya belum menaikan status gunung dan aktivitas masih aman untuk aktivitas warga.
“Kami hanya mengimbau agar masyarakat menyediakan masker dan penutup hidung dan mulut. Kami juga melarang masyarakat untuk tidak beraktivitas hingga radius 2 kilometer dari puncak gunung,”ujar Iwan.
Gunung Dukono merupakan satu di antara tiga gunung api yang ada di daratan Pulau Halmahera. Setidaknya ada 23 ribu penduduk di empat kecamatan yang hidup di lereng Gunung Dokuno. Pada November 2016, aktivitas Dukono sempat menyebabkan Bandara Gamarmalamo Galela ditutup.
BUDHY NURGIANTO