TEMPO.CO, Samarinda – Tentara Nasional dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di Kalimantan Timur (Kaltim) serta Kalimantan Utara (Kaltara) memperketat penjagaan di Kabupaten Berau, Kabupaten Nunukan, dan Kota Tarakan. Pengawasan itu dilakukan untuk menangkal masuknya kelompok militan Maute, yang berkonflik dengan militer Filipina di Marawi.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Safaruddin mengatakan pemerintah memberi perhatian serius di tiga daerah tersebut. Sebab, tiga daerah itu memiliki akses mudah ke Tawau, Malaysia. "Ya, kami sudah mendengar dari intelijen soal aksi solidaritas warga Indonesia ke Marawi," katanya kepada Tempo, Selasa, 6 Juni 2017.
Baca: 163 Warga Kristen yang Terjebak Dilindungi Muslim Marawi
Pengetatan penjagaan perbatasan, kata Safaruddin, melibatkan intelijen, reserse, polisi perairan (polair), dan Brimob di Kepolisian Resort (Polres) Berau. Sedangkan di Polres Nunukan terdapat dua tempat penjagaan, yakni di sisi darat Nunukan dan Pulau Sebatik. Hal ini karena akses menuju Malaysia dan Filipina sangat mudah.
Di Kota Tarakan, Polri akan mengerahkan pasukan patroli gabungan Polair, Brimob, dan Sabhara. Menurut Safaruddin, polisi akan berpatroli di sepanjang pantai sekaligus mengecek setiap orang yang datang dan keluar.
Simak: ISIS, Abu Sayyaf, dan Maute Mau Dirikan Provinsi ISIS di Mindanao
Sedangkan di Kabupaten Berau, ada Pulau Maratua, salah satu pulau terluar Indonesia. Dari pulau eksotis ini akses menuju Filipina sangat mudah. Untuk mengamankan Pulau Maratua, Polda Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara akan menempatkan pasukan Brimob. "Ini untuk mempertebal penjagaan, kami pasti menambah kekuatan," ucapnya.
Safaruddin mengatakan akan menggeser pasukan sebanyak tiga Satuan Setingkat Kompi (SSK) untuk mengamankan tiga daerah itu. "Saya akan melepas pasukan pada apel pemberangkatan Kamis pagi," ujarnya.
Lihat: Waspada Teroris, Gubernur Kaltim: Marawi - Maratu Cuma 3,5 Jam
Safaruddin mengaku butuh tenaga ekstra menjaga perbatasan karena di wilayah tersebut banyak jalur ilegal. Tak hanya pelabuhan resmi Tunon Taka di Nunukan dan Pelabuhan Tarakan, tapi banyak pelabuhan kecil yang tak terdaftar. "Sudah ada patroli kita, polres sudah tahu jalan-jalan tikus, mereka menguasai daerahnya. Jangan sampai orang dengan paham radikal masuk ke Kaltim dan Kaltara," kata dia.
Pasca-penyerangan oleh militer di Marawi, Safaruddin memperkirakan akan terjadi eskalasi pengetatan penjagaan. Ia juga meminta partisipasi masyarakat menjaga wilayahnya. "Jika ada yang mencurigakan, segera laporkan," katanya.
FIRMWAN HIDAYAT