Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riset Wahid Institute: Pelaku Bom Bunuh Diri Mayoritas Sekuler  

image-gnews
Seorang pria diduga terkait dengan pengeboman di konser Ariana Grande ditangkap polisi di Manchester. Dailymail.co.uk
Seorang pria diduga terkait dengan pengeboman di konser Ariana Grande ditangkap polisi di Manchester. Dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta – Peneliti Wahid Institute, Alamsyah M. Djajar, mengungkapkan bahwa mayoritas pelaku bom bunuh diri di Eropa adalah orang-orang berlatar belakang kehidupan yang sekuler. Mereka memilih mengemban pendidikan keislaman untuk memperbaiki diri.

”Mereka minum wine, terlibat kejahatan kecil, tapi dia ingin jadi pribadi yang lebih baik. Lalu memilih pendidikan keislaman yang kaku,” kata Alamsyah dalam diskusi memperingati hari lahir Pancasila di Grha Oikumene PGI, Jakarta, Kamis, 1 Juni 2017.

Baca: Bom Kampung Melayu, PGI: Negara Terlalu Abai terhadap Radikalisme

Berdasarkan riset lembaganya, menurut Alamsyah, ditemukan pula kecenderungan yang sama. “Kami heran mengapa kelompok-kelompok yang mudah mengkafirkan justru datang dari kehidupan yang sangat sekuler yang kemudian mendalami agama,” ujarnya.

Alamsyah menuturkan, menurut risetnya terhadap 1.600 anggota organisasi rohani Islam (rohis) di sekolah-sekolah negeri, sekitar 60 persen di antara mereka bersedia mengikuti panggilan jihad ke Suriah. “Sekitar 6 persen mendukung ISIS dan 10 persen mendukung aksi bom bunuh diri di Thamrin.”

Simak: NU: Radikalisme Menyebar ke Kampus, Terutama Masjid Salman ITB

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Padahal, menurut Alamsyah, sebagian besar responden merupakan anak-anak yang cerdas yang mendapatkan peringkat ke-1 sampai ke-10. “Mereka sebagian adalah kelompok-kelompok yang hidupnya tidak terlalu kuat di dalam agama tapi kemudian ingin mendalami agama,” ujarnya.

Alamsyah menilai pendangkalan agamalah yang menyebabkan timbulnya Islamisasi Pancasila harus diatasi dengan mengajarkan agama kepada anak-anak sejak dini di lingkungan keluarga. “Saya kira tidak ada cara lain kecuali kembali memahami agama dengan baik,” ucapnya.

Lihat: Yenny Wahid: 11 Juta Warga Siap Lakukan Tindakan Radikal

Selain itu, menurut Alamsyah, pemerintah harus memastikan bahwa tidak ada diskriminasi terhadap kelompok-kelompok tertentu. “Kalau negara serius, proses Islamisasi dan pengerasan di kelompok agama lain bisa diatasi. Pancasila bisa menjadi ikatan,” ujar Alamsyah.

ANGELINA ANJAR SAWITRI


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Terbentuknya Jaringan Gusdurian, Merawat Perjuangan dan Pemikiran Gus Dur

30 Oktober 2023

Ilustrasi Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid). (Foto Antara)
Terbentuknya Jaringan Gusdurian, Merawat Perjuangan dan Pemikiran Gus Dur

Simpatisan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang disebut Jaringan Gusdurian banyak dipertimbangkan oleh kandidat capres dalam setiap Pemilu


Profil Yenny Wahid, Sosok yang Diharapkan Nasdem Dipilih Anies Baswedan Jadi Cawapres

25 Juni 2023

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) Yenny Wahid di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin, 19 September 2022. TEMPO/Lani Diana
Profil Yenny Wahid, Sosok yang Diharapkan Nasdem Dipilih Anies Baswedan Jadi Cawapres

Waketum Partai NasDem Ahmad Ali berharap capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, akan memilih Yenny Wahid sebagai cawapres.


Profil Yenny Wahid yang Dijagokan PSI Menjadi Cawapres 2024, Apa Lagi Selain Putri Gus Dur?

7 Oktober 2022

Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid Mengecam Rencana Pencaplokan Israel terhadap Wilayah Palestina.
Profil Yenny Wahid yang Dijagokan PSI Menjadi Cawapres 2024, Apa Lagi Selain Putri Gus Dur?

PSI menjagokan Yenny Wahid sebagai calon wakil presiden 2024. Begini profil putri Gus Dur yang pernah menjadi Komisaris Garuda Indonesia ini.


Bima Arya Bantah Kasus GKI Yasmin Jadi Preseden Buruk Korban Intoleransi

17 Juni 2021

Sejumlah jemaat GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi melakukan ibadah Misa Natal di Taman Pandang Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 25 Desember 2019. Ibadah ini mengangkat tema
Bima Arya Bantah Kasus GKI Yasmin Jadi Preseden Buruk Korban Intoleransi

Dalam penyelesaian kasus GKI Yasmin, Bima Arya menyebut ada 30 kali pertemuan formal dan 100 perundingan informal untuk mencapai kata sepakat.


Sengkarut GKI Yasmin, Bima Arya: Kayak Kerikil dalam Sepatu

16 Juni 2021

Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI), Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid dan Wali Kota Bogor, Bima Arya bertemu di kantor The Wahid Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 16 Januari 2021. TEMPO/M Yusuf Manurung
Sengkarut GKI Yasmin, Bima Arya: Kayak Kerikil dalam Sepatu

Bima Arya menganggap belum selesainya masalah pembangunan GKI Yasmin selama ini membuatnya tidak nyaman selama menjabat sebagai Wali Kota Bogor.


Yenny Wahid: Pilkada Jakarta Bukan Kemenangan Kelompok Radikal

20 April 2017

Ketua Umum PKBIB Yenny Zannuba Wahid. ANTARA/Saptono
Yenny Wahid: Pilkada Jakarta Bukan Kemenangan Kelompok Radikal

Yenny Wahid mengatakan pilkada Jakarta tidak dimenangkan oleh kelompok radikal.


Shinta Wahid: Survei Ungkap Adanya Kebencian pada NonMuslim

11 April 2017

Ibu Shinta Nuriyah Wahid saat  menyampaikan humor Gus Dur dalam peringatan dua tahun wafatnya alm. KH. Abdul Rahman Wahid di kediaman Ketua Mahkamah Konstitusi m(MK) Mahfud MD, kawasan Widya Chandra,  Jakarta, Senin (2/1).  ANTARA/Reno Esnir
Shinta Wahid: Survei Ungkap Adanya Kebencian pada NonMuslim

Shinta Nuriyah Abdurahman Wahid mengatakan hasil survei Wahid Foundation merupakan peringatan bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi radikalisme.


Hasil Survei, Orang Indonesia Paling Intoleran dengan LGBT  

17 Februari 2017

Yenny Wahid putri dari Presiden Indonesia ke-4 Abdurrahman Wahid saat menghadiri Haul Gus Dur di Pondok Pesantren Ciganjur, Yayasan Wahid Hasyim, Jakarta (28/12). TEMPO/Nurdiansah
Hasil Survei, Orang Indonesia Paling Intoleran dengan LGBT  

Survei itu digelar Wahid Foundation bersama Lembaga Survei Indonesia pada Maret-April 2016.


Yenny Wahid: 11 Juta Warga Siap Lakukan Tindakan Radikal

17 Februari 2017

Aktivis Islam Yenny Wahid (kiri), Terpidana kasus terorisme Umar Patek (3 kiri) dan mantan narapidana kasus terorisme Jumu Tuani (kanan) saat menjadi pembicara dalam seminar Resimen Mahasiswa Mahasurya Jawa Timur, di Hotel Savana, Malang, Jawa Timur 25 April 2016. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Yenny Wahid: 11 Juta Warga Siap Lakukan Tindakan Radikal

Delapan ratus orang WNI sudah bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah.


Sinta Nuriyah Ikut Deklarasi Hari Toleransi Sedunia

17 November 2016

Sinta Nuriyah (tengah) Istri Presiden Keempat Indonesia, Abdul Rahman Wahid,  bersama anaknya dan Yenny Wahid (Anak Gusdur) mendeklarasikan Hari Toleransi se-Dunia 2016, di Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta, Jalan Rawamangun Muka, Rabu malam 16 November 2016. TEMPO/Ihsan Reliubun
Sinta Nuriyah Ikut Deklarasi Hari Toleransi Sedunia

Para peserta membacakan teks pernyataan bersama.