Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hoax Bentrok di Pontianak,Kapolda Kalbar:Jangan Terpancing Medsos  

image-gnews
TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Pontianak - Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Brigadir Jenderal Polisi Erwin Triwanto, mengimbau warga untuk tidak mempercayai gambar atau video yang beredar di media sosial ihwal bentrok antar warga dengan ormas di Pontianak. "Kebanyakan merupakan foto-foto lama dan tidak ada kaitannya dengan kegiatan hari ini," kata Erwin kepada Tempo, Sabtu 20 Mei 2017.  (Baca: Mabes Polri Turunkan Brimob Jaga Pekan Dayak dan Aksi Bela Ulama)

Adapun hal yang viral di media sosial di antaranya prosesi adat Dayak serta foto-foto yang memperlihatkan hamparan senjata tajam. Gambar-gambar tersebut tersebar melalui akun-akun pribadi. Beberapa status mengunggah kalimat pengharapan agar Pontianak tidak rusuh. Namun tidak sedikit yang terpancing dan menyebarkan kembali dengan menambahkan dengan komentar bernada emosi.

Pada Sabtu 20 Mei 2017, di Pontianak berlangsung dua acara berbeda dalam saat yang bersamaan. Pertama, Festival Gawai Dayak. Festival Gawai Dayak adalah kegiatan kebudayaan tahunan Provinsi Kalimantan Barat. Sejatinya, festival ini adalah upacara panen padi. Kegiatan berpusat di Rumah Adat 'Radakng'.

Kedua, Aksi Bela Ulama 205. Ratusan peserta Aksi Bela Ulama 205 berkonsentrasi di Masjid Raya Mujahidin, Pontianak, Jalan Ahmad Yani. Agenda mereka untuk mendesak aparat memproses laporan warga terhadap konten pidato Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis.

Atas dua agenda tersebut, Erwin mengatakan tidak ada bentrok antara dua kubu massa tersebut. Mereka, ujar Erwin, diperbolehkan melakukan kegiatan asal tetap mematuhi aturan hukum yang berlaku. "Tidak diperkenankan membawa senjata tajam atau senjata rakitan. Melanggar Undang-Undang Darurat Nomor 12 tahun 1951," tutur dia.

Erwin menjelaskan, penggunaan senjata tajam jenis mandau yang viral di media sosial dipastikan hanya digunakan untuk kegiatan kebudayaan yakni Festival Gawai Dayak. "Mereka gunakan untuk kegiatan, bukan untuk diacung-acungkan," tutur Erwin.

Toh, Erwin membenarkan, adanya beberapa senjata tajam yang disita dari satu kelompok massa. Hingga saat ini masih dilakukan pendalaman terkait kasus kepemilikan senjata tajam tersebut. (Baca: Aksi Bela Ulama 205 Kisruh, Pontianak Berstatus Siaga)

Adapun sekitar pukul 14.00 WIB, aparat memang sempat bersitegang dengan peserta aksi bela ulama di depan Masjid Raya Mujahidin Jalan Ahmad Yani. Polisi mengamankan beberapa senjata tajam. Aparat sempat dilempari dengan air mineral. Ketegangan sempat terjadi, namun situasi kemudian dapat dikendalikan. Massa kemudian membubarkan diri.

Panglima Komando Distrik Militer XII Tanjungpura, Mayor Jenderal Andika Perkasa  sejak pukul 13.00 WIB, berjaga di ruas Jalan Gajahmada. "Sejauh ini belum ada bentrok, kami terus memastikan itu tidak terjadi," kata Andika. Dia memohon dukungan dari semua pihak, untuk sama-sama mengendalikan diri.

Sementara itu, di rumah adat Dayak, Radangk, berlangsung pawai kontingen Festival Gawai Dayak. Kontingen masyarakat adat tidak hanya dari Kalimantan Barat, tetapi dari beberapa negara lain. Di antaranya, masyarakat asli Amerika Serikat, New Zealand, Polandia, Australia, serta rumpun suku Dayak di Pulau Kalimantan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Kepolisian Resor Kota Pontianak, Komisaris Besar Polisi Iwan Imam Susilo memastikan jalur kegiatan dua kelompok massa tidak bentrok. "Tidak sempat bertemu dengan peserta pawai Gawe Dayak, karena itu jalur ini kami amankan," katanya. 

Kegiatan perekonomian di jalan-jalan protokol Kota Pontianak berhenti sejak pukul 14.00 WIB. Di Jalan Tanjungpura dan Jalan Gajahmada, tampak lengang. Warung kopi yang buka bisa dihitung dengan jari. (Baca: Unjuk Rasa Sempat Kisruh, Polisi: Pontianak Sudah Kondusif)

Konsentrasi massa berada di Jalan Gajahmada dan Jalan Sultan Abdurahman. Penjagaan ketat pun dilakukan di dua ruas jalan tersebut. Personel Brimob, Pasukan Antihuru-hara tampak bersiaga. Dua kendaraan taktis, mobil barracuda dan water canon juga terparkir di depan Ligo Mitra.

Hujan mengguyur Kota Pontianak pukul 19.00 WIB. Saat suasana lengang, beberapa kelompok dengan menggunakan kendaraan bermotor yang melintas Jalan Gajahmada, dihalau keluar. Bahkan, empat di antaranya diperiksa pihak kepolisian. Suasana berangsur pulih sekitar pukul 23.00 WIB, aktivitas warga mulai kembali terlihat. Ruas Jalan Tanjungpura dan Gajahmada kembali dibuka. (Baca: Pekan Dayak dan Aksi Bela Ulama di Pontianak, Gubernur: Aman)

ASEANTY PAHLEVI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

3 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

1 hari lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

6 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

7 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

7 hari lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.


Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

7 hari lalu

Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat arah Harmoni dan Balai Kota mulai ditutup, pada Jumat pagi, 19 April 2024, imbas dilakukan jelang aksi demonstasi di Mahkamah Konstitusi perihal putusan sengketa Pilpres 2024. TEMPO/ Advist Khoirunikmah.
Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).


Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

7 hari lalu

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK


Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

36 hari lalu

Suasana di sekitar Gedung Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024, Kamis, 21 Maret 2024. Pembatas di Jalan Imam Bonjol yang mengarah ke Gedung KPU sudah dibuka pukul 14.25 WIB. TEMPO/Defara
Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.


Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

36 hari lalu

Wakil presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla (kiri) didampingi tokoh muslim Indonesia, Din Syamsuddin saat memberikan keterangan dalam acara konferensi pers Tokoh Bangsa di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2024. Dalam konferensi pers tersebut tokoh bangsa yang terdiri dari Wakil Presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla, tokoh muslim Indonesia Din Syamsuddin, pendeta Kristen Sherphard Supit dan para akademisi menyinggung soal politisasi bansos, serta menyuarakan gerakan pemilu jujur dan adil. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang


Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

36 hari lalu

Pakar hukum tata negara Refly Harun berorasi di depan kantor KPU RI saat demonstrasi menolak hasil Pemilu 2024 di Jakarta Pusat, 20 Maret 2024. Tempo/Eka Yudha Saputra
Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

Refly Harun mendesak massa untuk menolak hasil Pemilu 2024.