TEMPO.CO, Kutai Barat - Bupati Kutai Barat FX Yapan berharap pemerintah menetapkan banjir di 14 kecamatan di wilayahnya sebagai kondisi darurat bencana. Meski lebih dari 40 tahun wilayah tersebut langganan banjir, Yapan tetap menginginkan bantuan dana darurat bencana dari pemerintah pusat. Alasannya, banjir meluas dan kejadian pada tahun ini mendadak atau di luar prediksi. (Baca: Banjir Kutai Barat, Penghasilan Pedagang Sayur Menurun Drastis)
"Kami sudah mengumpulkan data. Kita juga sudah melaporkan kondisi di sini ke pemerintah pusat dan daerah," katanya di Barong Tongkok, Kutai Barat, Kutai, Kalimantan Timur, Selasa, 16 Mei 2017. "Sekarang sangat-sangat darurat."
Wilayah Kutai Barat dilanda banjir sejak 5 Mei lalu. Berdasarkan data yang Yapan peroleh, air merendam 95 desa di 14 kecamatan. Total keluarga yang terdampak mencapai 12.593 kepala keluarga atau 43.577 warga. Pemerintah Kabupaten masih mengestimasi kerugian akibat banjir. "Yang jelas lebih dari ratusan miliar," ujar politikus PDI Perjuangan itu. (Baca: Banjir Kutai Barat Meluas, BPBD: Ribuan Rumah Tergenang)
Banjir, menurut Yapan, disebabkan faktor alam, yakni musim penghujan. "Hampir setiap tahun karena faktor alam. Sudah lama sekali, sejak saya masih kecil, sekitar 40 tahun lalu," ucapnya.
Namun, kata dia, tahun-tahun sebelumnya banjir tidak terjadi pada pertengahan tahun, tapi akhir tahun. Dampaknya secara psikologis, warga tak mengantisipasi dan kaget. Kepala Dinas Kesehatan Kutai Barat telah diminta membuka posko pelayanan kesehatan gratis. Pemerintah juga telah mengupayakan bantuan kepada para korban banjir.
SAPRI MAULANA