Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banjir Kutai Barat, Penghasilan Pedagang Sayur Menurun Drastis  

image-gnews
Ilustrasi banjir. REUTERS/Enny Nuraheni
Ilustrasi banjir. REUTERS/Enny Nuraheni
Iklan

TEMPO.CO, Kutai Barat - Duduk di atas terpal berukuran 2x2 meter, wajah Riani, 48 tahun, tertunduk lesu. Dengan gelisah, ia memilah sayur dagangannya, yang ia khawatirkan membusuk. Pedagang sayur-mayur di Simpang Empat Melak Ilir itu mengeluh penghasilannya turun drastis akibat banjir melanda Kutai Barat sejak 5 Mei lalu hingga kini, Senin, 15 Mei 2017.

Akibat banjir di Pasar Simpang Empat Melak Ilir, Kutai Barat, Riani harus berpindah lokasi. Kemudian ia bersama para pedagang lain mendirikan pasar dadakan di Jalan Muara Barong, Kecamatan Melak, Kutai Barat. "Kalau tidak banjir, di pasar Simpang Empat bisa dapat Rp 2-4 juta sehari. Di sini turun drastis, dapat Rp 500-700 Ribu," kata Riani kepada Tempo di lapak jualannya, Senin.

Baca juga: Banjir di Kutai Barat, BPBD Laporkan Logistik Menipis

Riani bercerita kepada Tempo, alih-alih mendapatkan untung, barang dagangannya senilai Rp 3 juta, yang ia beli dari tengkulak, beberapa bagiannya sudah hampir membusuk. Ia pun memisahkannya dengan barang dagangan yang masih layak dijual. "Barang banyak membusuk kalau begini," ujarnya.

Selain penghasilan yang menurun drastis, biaya transportasi untuk berjualan meningkat. Riani yang biasa mengangkut barangnya cukup dengan kendaraan roda dua, ia harus menyewa mobil sejak banjir terjadi. "Barang saya banyak jadi sewa angkot. Saya bayar sekitar Rp 100 ribu," ucapnya.

Riani berharap banjir segera surut agar bisa kembali tenang di rumah dan nyaman saat berjualan. "Kalau begini, mau ambil barang takut. Ini saja habis Rp 3 juta. Bisa rugi," tuturnya.

Selain berharap banjir segera surut, Riani menilai perlunya pengadaan perahu yang mengangkut warga, termasuk para pedagang, secara gratis. "Kalau sekarang, naik kapal ke rumah saya saja bayar Rp 10 ribu sekali naik. Padahal rumah saya dekat di sana," katanya sembari menunjuk lokasi rumahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Abdul Khalim, 38 tahun, pedagang sayur keliling, juga harus membuka lapaknya di lokasi yang sama dengan Riani. "Karena banjir, tidak bisa keliling," ujarnya kepada Tempo, Senin.

Meski banjir telah berlangsung sepekan terakhir, menurut Abdul, harga barang masih tergolong stabil, termasuk barang dagangannya. Berbeda dengan Riani, keuntungan Abdul justru meningkat hingga 50 persen dari biasanya. "Kalau keliling, pas tidak banjir, sehari bisa dapat Rp 100 ribu. Sekarang naik 50 persen, tapi terpotong juga buat biaya transportasi naik kapal. Angkut barang kan naik kapal," ucapnya. "Naik kapal Rp 10 ribu sekali berangkat, saya bertiga dengan istri dan anak saya."

Banjir juga berdampak terhadap pedagang ikan yang sumber dagangannya berasal dari Sungai Mahakam. "Pas air surut, lebih mudah (menangkap ikan). Kalau banjir kayak gini, biasanya belum mau dapat. Paling banyak 5 kilogram," kata Siti, 38 tahun, saat ditemui Tempo di pasar dadakan di Jalan Muara Barong, Kecamatan Melak, Kutai Barat.

Jika menjual 1 kg ikan tangkapannya, Siti bisa mendapatkan Rp 10-20 ribu. Sebelum banjir, dia bisa menangkap dan menjual ikan hingga 15 kg per hari. "Kami jualan kecil saja, sih," ujarnya.

SAPRI MAULANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

8 jam lalu

Ilustrasi Banjir/TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.


BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

10 jam lalu

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan sebaran dan dampak banjir Kalimantan dalam Disaster Briefing daring di Jakarta, Senin 12 September 2022. (Antara/Devi Nindy)
BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.


Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

1 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi berjalan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin, 10 April 2023. Prasetyo diperiksa sebagai saksi dalam tindak pidana korupsi terkait pengadaan tanah di kelurahan Pulo Gebang Kecamatan Cakung Jakarta Timur, tahun 2018-2019. TEMPO/Imam Sukamto
Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.


BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

1 hari lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

Sebelumnya banjir merendam lima daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara sejak 16 April lalu.


Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

2 hari lalu

Basarnas cari korban tenggelam banjir bandang Muratara, Musi, Sumatera Selatan. (ANTARA/ HO- Basarnas Palembang)
Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.


Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

2 hari lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

3 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

3 hari lalu

Orang-orang berdiri di jalan yang banjir saat badai membawa hujan dan hujan es ke Nanchang, provinsi Jiangxi, Cina 2 April 2024. Reuters
Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024


Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

5 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.


Apa itu Cloud Seeding yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Dubai?

6 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Apa itu Cloud Seeding yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Dubai?

Mengenal cloud seeding yang diduga menjadi penyebab badai dan banjir di Dubai.