Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Reportase Tempo ke Raja Ampat: Terumbu Karang Hancur Berantakan  

image-gnews
Pemandagan gugusan bukit kars Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 19 November 2016. Kawasan tersebut merupakan salah satu tempat populer yang banyak dikunjungi wisatawan domestik ataupun internasional di Kabupeten Raja Ampat. TEMPO/Hariandi Hafid
Pemandagan gugusan bukit kars Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 19 November 2016. Kawasan tersebut merupakan salah satu tempat populer yang banyak dikunjungi wisatawan domestik ataupun internasional di Kabupeten Raja Ampat. TEMPO/Hariandi Hafid
Iklan

TEMPO.CO, Raja Ampat - Karang-karang putih terlihat jelas ketika cahaya matahari menembus perairan Pulau Kri di Raja Ampat, Papua Barat. Karang putih di kedalaman 4 meter itu bisa langsung terlihat dari atas sekoci tanpa perlu menyelam. “Warna putih itu bagian dalam karang yang sudah terbelah. Karang tergerus baling-baling mesin kapal pesiar MV Caledonian Sky,” kata Kepala Seksi Penanggulangan dan Pemulihan Wilayah II Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yanuar Arifin, Kamis, 16 Maret 2017 lalu.

Baca: Terumbu Karang Raja Ampat Rusak, Bupati: Saya Tak Mau Kejadian Lagi

Hari itu, ia bersama Tempo dan sejumlah anggota rombongan lain memeriksa kerusakan karang di perairan Raja Ampat. Kapal pesiar berbendera Bahama itu kandas setelah menyelesaikan perjalanan wisata pada 4 Maret lalu. Kapal pesiar milik operator tur Noble Caledonia tersebut kandas ketika hendak menuju Bitung, Sulawesi Utara. Caledonia Sky berlayar dari New Britain Island, pulau di timur daratan Papua Nugini, pada 25 Februari 2017, lalu menuju Manila dengan singgah di Raja Ampat dan Bitung.

Kementerian Lingkungan menyebutkan perkiraan awal terumbu karang yang rusak seluas 1,3 hektare. Selain itu, setidaknya delapan genus karang hancur dan patah berkeping-keping. Berdasarkan pantauan Tempo, karang berbentuk silinder ataupun batu patah dan terbelah. Bentuknya seperti pohon yang terbelah setelah digergaji.

Baca: Detik-detik Kapal Caledonian Tabrak Terumbu Karang Raja Ampat

Kepala Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Sorong Johnny Rumbu Silalahi menduga kapal kandas akibat nakhoda Kapten Keith Michael Taylor tak memperhitungkan arus kencang saat itu. Johnny mengatakan cuaca hari itu cerah, tapi arus deras. “Kalau nakhoda memperhitungkan arus, seharusnya ia bisa mengatur kapal menghindari karang,” kata dia.
 
Tempo datang ke lokasi kejadian menggunakan kapal pelayanan navigasi negara Kofiau (KN Kofiau). KN Kofiau harus parkir di kedalaman 20 meter karena kapal navigasi itu memiliki draft (bagian kapal yang tenggelam di dalam air) 3,2 meter. Untuk mendekati karang yang rusak, tim menggunakan sekoci, yang memiliki draft 1,5 meter. Kedalaman bagian terumbu karang hanya 4 meter. Caledonian Sky kandas karena memiliki draft 4,2 meter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Butuh sepuluh jam untuk mengeluarkan Caledonian Sky. Kapal tunda Audreyob Tanjung Priok milik Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan sempat berusaha menarik kapal itu. Namun Caledonian Sky, yang berbobot 4.200 gross tonnage, terlalu berat buat ditarik kapal tunda itu. Tanpa menurunkan 102 turis dan 79 anak buah kapalnya, Caledonian Sky berusaha keluar dari karang dengan menggunakan mesin dan baling-baling sendiri.

Baca: Tragedi Raja Ampat, WWF Dukung Pemerintah Gugat Kapal Caledonian

Setelah lepas, kapal itu diizinkan keluar dari perairan Raja Ampat sehabis menyepakati kerugian akibat insiden itu diselesaikan asuransi. Johnny mengatakan timnya melepas kapal karena secara aturan internasional kapal hanya boleh ditahan karena alasan cuaca dan keputusan pengadilan. “Para turis itu bisa sakit atau kehabisan bahan makanan untuk perjalanan bila kapal ditahan. Ini kan bahaya,” kata Johnny.

MITRA TARIGAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Negara Rugi Rp 300 Triliun karena Korupsi Timah Harvey Moeis, Saksi Ahli Beberkan Penghitungannya

5 hari lalu

Terdakwa kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan PT Timah Tbk tahun 2015-2022 Harvey Moeis (kiri) mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin, 30 September 2024.  Peter Cianata, staf PT Fortuna Tunas Mulia (FTM), mengaku PT RBT mengeluarkan sekitar Rp 5 miliar dalam kurun waktu empat bulan, tepatnya terhitung sejak September hingga Desember 2018 untuk pembelian timah milik PT Timah Tbk. ANTARA FOTO/Fauzan
Negara Rugi Rp 300 Triliun karena Korupsi Timah Harvey Moeis, Saksi Ahli Beberkan Penghitungannya

Suparmoko menyampaikan data hitungan kerugian kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan timah Harvey Moeis dkk.


KLHK Beri Apresiasi 20 Produsen yang Melaksanakan Peta Jalan Pengurangan Sampah

29 hari lalu

Apresiasi pelaksanaan peta jalan pengurangan sampah oleh produsen periode 2024 di Jakarta, Senin, 7 Oktober 2024. Tempo/Irsyan
KLHK Beri Apresiasi 20 Produsen yang Melaksanakan Peta Jalan Pengurangan Sampah

Sebanyak 52 produsen telah menyusun dan melaksanakan peta jalan pengurangan sampah.


Kata Walhi tentang Pemutihan Sawit Kawasan Hutan yang Diduga Sebabkan Kejagung Geledah KLHK

30 hari lalu

Manajer Kampanye Hutan dan Kebun, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Uli Arga Siagian, saat diwawancara di Kantor Eksekutif Nasional Walhi di Jakarta, pada Selasa 23 Januari 2024. (Alif Ilham Fajriadi)
Kata Walhi tentang Pemutihan Sawit Kawasan Hutan yang Diduga Sebabkan Kejagung Geledah KLHK

Menurut Walhi, kurun waktu 2016-2024 terdapat dua kebijakan yang dikeluarkan terkait dengan pemutihan sawit dalam kawasan hutan.


Empat Boks Barang Bukti Penggeledahan Diangkut Kejagung dari Kantor KLHK

33 hari lalu

Suasana penggeledahan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan oleh Kejaksaan Agung masih berlangsung, Kamis malam pukul 20.00, 3 September 2024. (Tempo/Leni)
Empat Boks Barang Bukti Penggeledahan Diangkut Kejagung dari Kantor KLHK

Penggeledahan di Kantor KLHK sudah berlangsung sejak Kamis pagi sekitar pukul 09.00 WIB.


Jaksa Minta Eks Petinggi PT Timah Jadi Saksi di Sidang Harvey Moeis Besok

41 hari lalu

Sidang kasus dugaan korupsi timah dengan terdakwa MB Gunawan selaku Direktur PT Stanindo Inti Perkasa, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani selaku eks Direktur Utama PT Timah, dan Emil Ermindra selaku bekas Direktur Keuangan PT Timah di Pengadilan Tipikor pada PN Jakarta Pusat, Rabu, 18 September 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Jaksa Minta Eks Petinggi PT Timah Jadi Saksi di Sidang Harvey Moeis Besok

Jaksa mendakwa eks petinggi PT Timah dan dua terdakwa lain ikut mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan di wilayah IUP PT Timah.


Sidang Korupsi Timah Harvey Moeis, Kerusakan Lingkungan Makin Masif Setelah Penambangan 5 Smelter

6 September 2024

Terdakwa kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah Harvey Moeis (tengah) mengikuti sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin, 2 September 2024. Sidang kasus korupsi pengelolaan tata niaga timah yang merugikan negara mencapai Rp300 triliun tersebut beragendakan pemeriksaan lima saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yakni Deden Hidayat, Musda Ansori, Afif Rinaldi, Doni Indra, dan satu saksi Ikwan Azwardi dilakukan secara daring. ANTARA/Sulthony Hasanuddin
Sidang Korupsi Timah Harvey Moeis, Kerusakan Lingkungan Makin Masif Setelah Penambangan 5 Smelter

Berdasarkan hitungan Kejagung kerugian negara terbesar dalam kasus korupsi timah adalah kerusakan lingkungan yang mencapai Rp 271 triliun.


Warga Semarang Upacara 17 Agustus di Atas Laut sebagai Kritik atas Kerusakan Lingkungan

17 Agustus 2024

Warga membentangkan bendera merah putih saat mengikuti upacara bendera di perkampungan mereka yang terendam limpasan air laut ke daratan atau banjir rob di Dusun Timbulsloko, Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Kamis, 17 Agustus 2023. Dalam Upacara peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI, warga mengampanyekan ancaman krisis iklim serta menyuarakan tuntutan penyelesaian dan solusi pemerintah mengenai masalah kerusakan lingkungan pesisir setempat yang terancam hilang tenggelam akibat kenaikan air laut disertai penurunan muka tanah. ANTARA/Aji Styawan
Warga Semarang Upacara 17 Agustus di Atas Laut sebagai Kritik atas Kerusakan Lingkungan

Nelayan di Kota Semarang sengaja menggelar upacara 17 agustus di lokasi tersebut untuk menyuarakan kondisi laut yang semakin rusak.


Masyarakat Terdampak IKN Serukan Penyelamatan Lanskap Teluk Balikpapan

17 Agustus 2024

Aktivis Greenpeace, kelompok masyarakat sipil dan warga terdampak pembangunan IKN membentangkan spanduk besar di Jembatan Pulau Galang kala momentum HUT ke-79 RI. TEMPO/ANDI ADAM FATURAHMAN
Masyarakat Terdampak IKN Serukan Penyelamatan Lanskap Teluk Balikpapan

Pembangunan IKN membabat habis lebih dari empat hektar mangrove di hulu Teluk Balikpapan yang menjadi akses jalur perairan untuk alat-alat berat.


Jokowi Sebut Sektor Pertambangan Paling Merugikan Lingkungan

9 Agustus 2024

Presiden Jokowi memberikan keterangan usai Festival LIKE 2 di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Jumat, 9 Agustus 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sebut Sektor Pertambangan Paling Merugikan Lingkungan

Presiden Jokowi mengatakan bahwa masalah iklim perlu menjadi perhatian bersama.


Di Kampung Wisata Flory Sleman Yogyakarta, Puluhan Anak Muda Berkumpul Soroti Keberlanjutan Lingkungan

4 Agustus 2024

Sekumpulan anak muda berkumpul di Kampung Wisata Flory Sleman Yogyakarta membahas tentang isu pendidikan dan keberlanjutan lingkungan Sabtu (3/8). Tempo/Pribadi Wicaksono
Di Kampung Wisata Flory Sleman Yogyakarta, Puluhan Anak Muda Berkumpul Soroti Keberlanjutan Lingkungan

Puluhan anak muda membedah bagaimana kultur sosial, dunia pendidikan, dan lingkungan saling berelasi di Kampung Wisata Yogyakarta