TEMPO.CO, Bengkulu – Benteng Marlborough, peninggalan kolonial Inggris di Kota Bengkulu, saat ini resmi memiliki ruang pamer dan audio-visional. Penggunaan ruang ini diresmikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Kamis, 16 Maret 2017.
“Pembuatan ruang pamer dan audio-visual ini untuk meningkatkan pemanfaatan Benteng Marlborough sebagai cagar budaya,” kata Najamudin Ramli, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam peresmian di Bengkulu, Kamis, 16 Maret 2017.
Baca: Menteri Susi Resmikan Museum Harta Karun, Isinya Mencengangkan
Najamudin mengatakan ruang pameran dan audio-visual diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat terhadap sejarah benteng terbesar di Asia Tenggara itu.
"Apa yang ditampilkan di ruang pamer dan audio-visual ini juga diharapkan dapat memberi pemahaman kepada masyarakat terhadap nilai penting warisan budaya," ujar Najamudin mengharapkan.
Baca: Pengalaman Baru di Museum Cokelat Monggo Yogyakarta
Selain itu, fasilitas ruang pameran tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menyelenggarakan sejumlah kegiatan seperti pameran dagang dan budaya.
Pelaksana tugas Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Sudoto, pada kesempatan yang sama mengatakan pemerintah daerah telah memiliki beberapa agenda terkait dengan pemanfaatan Benteng Marlborough, salah satunya dengan menggelar International Bencoolen Dol Festival pada 2018 mendatang.
Baca: Pemerintah Bahas Ongkos Pengangkatan Harta Karun Kapal
“Pada International Bencoolen Dol Festival kita akan integrasikan dengan pagelaran seni dan budaya daerah dengan penampilan utama adalah musik dol khas Bengkulu,” katanya.
Benteng Marlborough merupakan benteng peninggalan Inggris yang didirikan East India Company (EIC) pada 1713-1719 di bawah pimpinan Gubernur Joseph Callet sebagai benteng pertahanan Inggris.
Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan hingga masa Hindia Belanda pada 1825-1942, Jepang pada 1942-1945, dan pada perang kemerdekaan Indonesia.
Hingga saat ini benteng tersebut masih berdiri kokoh di pesisir Pantai Tapak Paderi, Kota Bengkulu. Sebagian besar merupakan bangunan asli dan saat ini menjadi ikon wisata sejarah Bengkulu.
PHESI ESTER JULIKAWATI