TEMPO.CO, Pamekasan - Badan Koordinasi Nasional Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Bakornas Lapmi) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mengajak mahasiswa Madura, Jawa Timur, menangkal berita-berita bohong yang kini berkembang luas di berbagai media sosial.
"Ini terjadi, karena sebagian masyarakat kita lebih memposisikan media sosial sebagai alat fertuasi publik," kata Direktur Bakornas Lapmi PB HMI Muhammad Shofa As-Syaidzi, Senin malam 6 Maret 2017.
Saat menjadi pembicara dalam acara sarasehan yang digelar Lapmi HMI Cabang Pamekasan di aula Cafe and Distro Madura United FC, Senin malam, Shofa menjelaskan, sebagian masyarakat kini mempercayai media sosial sebagai media berita. Tak hanya itu, media sosial dijadikan rujukan informasi. Padahal jenis media ini, kata Shofa, tidak dilengkapi dengan piranti dasar pokok dari hasil karya jurnalistik yang benar dan lengkap.
Baca: Kasus E-KTP Bikin Partai Politik Resah
Keterbukaan informasi yang didukung oleh teknologi yang memadai, telah menyebabkan akses informasi mudah menyebar luas kepada masyarakat. Era globalisasi juga telah mampu memposisikan semua orang menjadi produsen informasi melalui alat yang dikenal dengan sebutan media sosial itu. Dari sisi kecepatan, kata pemuda asal Bali ini, media sosial memang jauh lebih cepat, karena bisa diposting di mana saja dan kapan saja, tanpa harus melalui proses editing atau penyuntingan.
"Tapi dari sisi akurasi, segala sesuatu yang berproses secara instan itu, masih harus ditinjau ulang," katanya.
Tidak jarang, informasi yang disampaikan sering tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya, baik informasi berupa tulisan, maupun informasi dalam bentuk foto. Apalagi, dengan kecanggihan teknologi, foto juga bisa direkayasa, dan hal itu sulit untuk diketahui oleh masyarakat kebanyakan.
Itu sebabnya Shofa mengajak mahasiswa khususnya di Madura menjadi promotor dalam menangkal berita-berita bohong tersebut. Caranya, Shofa melanjutkan, harus mengetahui jenis informasi yang bersumber dari media resmi, dan informasi yang bersumber dari media tidak resmi, baik berupa media sosial ataupun blog pribadi warga.
Baca: Unggah 'Bom Termos' di Medsos, Pengusaha Ini Jadi Tersangka
Sarasehan bertema "Bersama Pers Cerdas Menangkal Hoax" itu diikuti perwakilan mahasiswa se-Madura, serta perwakilan pengurus komisariat HMI dan cabang se-Madura.
Hadir pula dalam acara itu, Direktur Lapmi Pamekasan Taufik, Ketua Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI Cabang Pamekasan Abd Malik, dan Direktur Lapmi HMI Cabang Sumenep, Makhtum.
Sarasehan di Pamekasan ini, merupakan kegiatan safari Bakornas Lapmi PB HMI dalam upaya memberikan penyadaran kepada kader-kader HMI, akan pentingnya memerangi informasi yang menyesatkan dan berpotensi mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam pandangan Bakornas Lapmi PB HMI, berita bohong yang tersebar di masyarakat, tidak hanya mengandung unsur fitnah dan melanggar ketentuan perundang-undangan, akan tetapi juga melanggar ketentuan hukum agama.
ANTARA
Simak juga: Gus Mus: Hoax dan Fitnah Harus Dilawan