Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perayaan Cap Go Meh Semarang Dipindahkan, Acara Tak Berubah

image-gnews
Sejumlah warga Tionghoa berdoa dengan membakar hio pada perayaan Capgomeh di Klenteng Sampokong, Semarang, 22 Februari 2016. Tradisi tolak bala ini diakhiri dengan pembakaran kapal kertas. Budi Purwanto
Sejumlah warga Tionghoa berdoa dengan membakar hio pada perayaan Capgomeh di Klenteng Sampokong, Semarang, 22 Februari 2016. Tradisi tolak bala ini diakhiri dengan pembakaran kapal kertas. Budi Purwanto
Iklan

TEMPO.CO, Semarang - Rencana perayaan Cap Go Meh di halaman Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, pada 19 Februari 2017 akhirnya dibatalkan. Panitia memutuskan acara tersebut dipindah ke Balai Kota Semarang menyusul adanya beberapa organisasi kemasyarakatan Islam yang menolak kegiatan tersebut digelar di area masjid.

Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Jawa Tengah Dewi Susilo Budiharjo menyatakan panitia menyepakati perpindahan lokasi tersebut. “Panggungnya yang di MAJT juga sudah dipindah," kata Dewi, Sabtu, 18 Februari 2017.

Baca: Ditolak Ormas Islam, Perayaan Cap Go Meh Semarang Dipindah?

Dewi menyatakan tak ada perubahan signifikan dalam acara ini kecuali lokasinya digeser dari MAJT ke Balai Kota Semarang. Dua lokasi ini masih berada dalam area Kota Semarang atau berjarak sekitar empat sampai lima kilometer.

Adapun rangkaian acara tidak ada perubahan sama sekali. Panitia sudah berembuk dengan tokoh-tokoh yang terlibat dalam perayaan ini. Ada berbagai alasan sehingga panitia tak mempersoalkan perindahan acara ke Balai Kota Semarang. “Balai Kota juga merupakan rumah besar bagi masyarakat Kota Semarang," katanya.

Panitia mengundang beberapa tokoh untuk dialog bersama, di antaranya KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), Habib Luthfi bin Yahya, Bhante Dhammasubho Mahathera, Romo Aloysius Budi Purnomo, dan Marga Singgih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Aktivis Sesalkan Penolakan Perayaan Cap Go Meh di Masjid

Dalam perayaan Cap Go Meh di Semarang tahun ini ditargetkan bisa pemecahan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia, yaitu diikuti 12 ribu orang makan lontong Cap Go Meh. Mereka akan makan bersama-sama sebagai bentuk keharmonisan tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Sebelumnya, berdasarkan catatan, peserta makan lontong Cap Go Meh terbanyak terjadi di Berau, Kalimantan Timur. Saat itu, acara tersebut diikuti 11 ribu orang.

Meskipun ada target memecahkan rekor, Dewi mengatakan yang terpenting bukan jumlah orang yang akan ikut makan lontong, tapi kebersamaannya. “Kami ingin ada keindahan dan keharmonisan seluruh masyarakat yang hadir dari berbagai agama, suku, ras, dan sebagainya dalam perayaan budaya tersebut,” katanya.

ROFIUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

1 hari lalu

Ketua DPD Partai Golkar Kota Semarang Erry Sadewo bersalaman dengan Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Semarang Suharsono, di Kantor DPD PKS Kota Semarang, Senin 6 Mei 2024. ANTARA/HO-PKS
Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

PKS dan Golkar Kota Semarang jajaki koalisi untuk memenuhi syarat 20 persen kursi legislatif guna mengusung calon di Pilkada 2024.


10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

5 hari lalu

tokoindonesia.com
10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.


Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

6 hari lalu

Dua orang wisatawan duduk di depan bangunan Lawang Sewu, di Semarang, Jawa Tengah, 24 september 2018. Dahulu gedung ini  merupakan kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS yang dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Tempo/Rully Kesuma
Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

19 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

49 hari lalu

Foto udara suasana jalur kereta api dan areal stasiun yang terendam banjir di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 14 Maret 2024. Banjir yang merendam stasiun dengan ketinggian air dari 30 cm - 100 cm akibat intensitas hujan tinggi sejak Rabu (13/3/2024) di daerah itu menyebabkan pelayanan kereta api terganggu serta sejumlah rute perjalanan kereta api dibatalkan dan dialihkan ke rute kota lain baik kedatangan mapupun keberangkatan. ANTARA /Makna Zaezar
Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.


Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

53 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos hujan dan banjir di Jalan Majapahit, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 14 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Pantura, Jawa Tengah bagian tengah dan selatan masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai kilat sekaligus petir akan terjadi hingga Rabu mendatang dan memperingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada saat beraktivitas di luar ruangan. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?


5 Hal yang Harus Ada dalam Perayaan Cap Go Meh 2024

24 Februari 2024

Para penari membawakan tari Tepak Selaras saat menyemarakkan Festival Cap Go Meh di Pelataran Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Depok, Sabtu 24 Februari 2024. Acara yang diinisiasi oleh komunitas Bakul Budaya ini menampilkan berbagai pertunjukan seperti pentas tari dan sajian kuliner Cap Go Meh yang memperkenalkan berbagai menu hasil akulturasi kebudayaan Nusantara dan Tionghoa. (TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
5 Hal yang Harus Ada dalam Perayaan Cap Go Meh 2024

Beberapa daerah pecinan di Indonesia selalu memiliki tradisi tersendiri untuk merayakan Cap Go Meh ini.


Mengenal Apa Itu Cap Go Meh, Sejarah, hingga Makna di Baliknya

6 Februari 2024

Cap Go Meh adalah puncak perayaan Imlek yang diselenggarakan pada tanggal 15 bulan pertama penanggalan Tionghoa. Ini penjelasannya. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Cap Go Meh, Sejarah, hingga Makna di Baliknya

Cap Go Meh adalah puncak perayaan Imlek yang diselenggarakan pada tanggal 15 bulan pertama penanggalan Tionghoa. Ini penjelasannya.


Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

2 Januari 2024

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

Diduga penganiayaan itu dilakukan karena pelaku ingin melindungi anak laki-lakinya yang lain yang juga adik korban, JW, 18 tahun.


Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

19 Desember 2023

Mobil terseret banjir bandang di Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang pada 7 November 2022. TEMPO/Jamal Abdul Nasser
Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

Rentetan banjir menggenangi Kota Semarang pada awal 2023.