TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri perayaan 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Singapura, Jumat, 10 Februari 2017. Selain itu, Rento melakukan penukaran instrumen ratifikasi tentang perbatasan laut bagian timur Selat Singapura.
"Di Singapura, selain meluncurkan rangkaian kegiatan perayaan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Singapura, saya melakukan penukaran instrumen ratifikasi untuk perjanjian Indonesia-Singapura mengenai penetapan garis batas laut wilayah kedua negara di bagian timur Selat Singapura," kata Retno melalui keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Sabtu, 11 Februari 2017.
Retno menjelaskan, dengan adanya penukaran instrumen ratifikasi, Indonesia dan Singapura kini hanya menyisakan sebagian kecil perbatasan maritim yang belum diselesaikan. Retno, yang bertemu dengan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, juga membahas tentang kerja sama ekonomi.
Selain membahas tindak lanjut dari berbagai kesepakatan yang dicapai dalam Leaders Retreat di Semarang, keduanya membicarakan berbagai upaya untuk meningkatkan kerja sama Indonesia-Singapura di Batam, Bintan, dan Karimun. "Hubungan ekonomi kedua negara saat ini sangat intensif. Meski demikian, masih terdapat ruang untuk terus ditingkatkan, seperti melalui pembentukan kawasan industri Kendal yang dilakukan November 2016," tutur Retno.
Terkait dengan tantangan pembangunan, keduanya bersepakat tentang pentingnya peningkatan kerja sama dalam mengatasi ancaman terorisme, peredaran gelap narkoba, dan perdagangan manusia serta kerja sama di berbagai forum regional dan internasional.
INGE KLARA SAFITRI