TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengatakan sudah memerintahkan tim dari Badan Reserse Kriminal Polri untuk membedah buku Jokowi Undercover yang ditulis Bambang Tri Mulyono.
Polisi telah menetapkan Bambang sebagai tersangka ujaran kebencian. Bambang ditangkap di Tunjungan, Bolra, Jawa Tengah, pada Jumat, 30 Desember 2016. Kini, Bambang ditahan di Rumah Tahanan Kepolisian Daerah Metro Jaya.
Baca:
Penulis Jokowi Undercover Terancam Bui 6 Tahun
Penulis Jokowi Undercover, Tito: Mohon Maaf, Intelektualnya...
Berdasarkan hasil pembedahan buku Jokowi Undercover, polisi mencatat beberapa kelemahan sang penulis buku. Berikut ini kelemahan tersebut.
1. Penulis tidak memiliki kemampuan metodologi untuk melakukan penelitian
Tito mengatakan, penyidik melihat fakta dan metodologi penulisan buku itu. Menurut Tito, metodologi penulisan harus dilengkapi dengan data pendukung. Namun, dalam buku Jokowi Undercover, penulis tidak bisa menunjukkan data primer seperti akta kelahiran atau sumber pertama atau orang yang mengetahuinya.
“Contohnya penulis mengatakan, mohon maaf, Bapak Jokowi ini keturunan dari A, kami tanya apakah penulis punya data primer? Tapi ini tidak ada,” kata Tito di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Januari 2017.
Penyidik juga menanyakan keberadaan data sekundernya. “(Kami tanya lagi) Ada enggak data sekunder? Dia katakan tahu dari orang lain,” kata Tito. Orang lain yang dimaksudkan penulis juga tidak mempunyai rujukan atau buku.
2. Penulis menganalisis lalu membuatnya menjadi sebuah tulisan
Tito menduga Bambang sebagai penulis menganalisis sendiri karena dia tidak bisa menunjukkan data primer dan tidak ada rujukan atau buku. “Jadi dia menganalisis sendiri berdasarkan foto, dihitung sendiri gambarnya, panjang alisnya, segala macam. Dia punya enggak keahlian itu?” ucap Tito.
3. Penulis tidak lulus pendidikan kesarjanaan
Tito mengatakan Bambang tidak lulus jenjang pendidikan kesarjanaan (strata satu). Menurut Tito, penulis Jokowi Undercover itu tamat sekolah menengah atas. “Waktu kami interview, mohon maaf kemampuan intelektualnya relatif menengah ke bawah,” ujarnya.
4. Kemampuan menulisnya berantakan
Menurut Tito, penyidik Bareskrim Polri ragu akan kemampuan menulis Bambang. “Kemampuan menulisnya berantakan, tidak mengikuti sistematika,” ujarnya. Ia bahkan menilai tulisan Bambang bahkan tidak seperti skripsi.
5. Penulis diduga diajari seseorang untuk menulis buku itu
Tito mengatakan penyidik Bareskrim Mabes Polri sedang mendalami siapa yang mengajari Bambang. Sebab, penyidik meragukan kemampuan menulis Bambang.
”Kami akan dalami siapa yang menggerakkan, siapa yang mengajari dia (Bambang),” kata Tito. “Kami akan lihat siapa di balik dia, kami akan usut. Tolong dicatat.”
REZKI ALVIONITASARI
Simak pula:
Dicokok KPK, Ini 3 Pekerjaan Bupati Klaten yang Terbengkalai
Hoax, B.J. Habibie Dikabarkan Meninggal