TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan Kementerian Pertahanan Swedia menjajaki kemungkinan memperluas kerja sama mereka di bidang alutsista. Dari yang awalnya hanya kerja sama dalam hal pengadaan meriam dan amunisi, kali ini keduanya mempertimbangkan kerja sama pengadaan kapal salam.
Hal itu terungkap setelah penandatangan MOU antara Indonesia dan Swedia. "Kapal selam (Swedia) ditawarkan selain pesawat tempur," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu setelah penandatangan nota kesepahaman di kantornya, Selasa, 20 Desember 2016.
Sebelumnya, Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) menyampaikan bahwa ada tujuh program prioritas dalam road map peningkatan industri pertahanan nasional. Ketujuh program prioritas itu di antaranya adalah produksi propelan, rudal, medium tank, radar, pesawat tempur, dan kapal selam.
Kapal selam Swedia disebut-sebut salah satu yang terbaik di dunia. Salah satunya adalah HMS Gotland yang dalam uji coba di Amerika tahun 2005 disebut mampu mengalahkan kapal-kapal selam Amerika dan bahkan menembus zona berbahaya.
Ryamizard menyampaikan bahwa belum ada keputusan apa pun terkait pengadaan kapal selam tersebut. Ryamizard berkata dia diundang oleh Kemnterian Pertahanan Swedia untuk mengecek langsung teknologi kapal selam di militer mereka.
"Kalau nanti kami membeli, imbal dagang dan offset pasti akan ada juga," ujar Ryamizard mengakhiri.
ISTMAN MP