TEMPO.CO, Bangkalan - Tim Buru Sergap Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur, kesulitan mengungkap identitas dua pencuri yang menembak anggota satuan tersebut, Brigadir Nurkholis. Kapolres Bangkalan Ajun Komisaris Besar Anisullah M. Ridha mengatakan pengungkapan terkendala minimnya saksi saat penembakan terjadi.
"Waktu kejadian, tidak ada saksi lain selain korban. Korban juga tidak mengenali pelaku," katanya, Senin, 7 November 2016.
Penembakan yang dialami Nurkholis terjadi pada Sabtu malam, 5 November 2016. Saat korban hendak menutup pagar rumahnya di Perumahan Nilam, Kelurahan Mlajah, dia melihat dua pria sedang duduk di depan rumah tetangganya, Sudaryanti, pegawai Kecamatan Kota Bangkalan. Tak lama kemudian, dua orang itu masuk ke rumah Sudaryanti dengan cara melompati pagar.
Nurkholis lalu mengejar untuk mencegah pelaku berbuat kriminal. Perkelahian dua lawan satu tak terhindarkan. Nurkholis terpojok. Dia berteriak-teriak berharap ada warga yang mendengar dan membantunya. Teriakan itu membuat nyali kedua maling ciut kemudian kabur.
Saat pelaku hendak menyalakan sepeda motor, Nurkholis kembali melawan. Dia menendang sepeda motor pelaku hingga jatuh. Salah satu pelaku menembak Nurkholis pada bagian paha kemudian kabur. "Hanya luka ringan, hari ini sudah ngantor lagi," ujar Kapolres.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Polres Bangkalan Ajun Komisaris Bidarudin menambahkan, melihat luka korban, kemungkinan para pelaku menggunakan senjata jenis airsoft gun. "Luka tidak terlalu dalam," tuturnya.
Kasus penembakan ini merupakan yang kedua kalinya terjadi di Bangkalan. September lalu, Maliki, warga Desa Lajing, Kecamatan Arosbaya, tertembak di pinggang sebelah kanan saat berkendara di jalanan. Hingga saat ini, pelaku penembakan masih misterius. Namun polisi memastikan penembak menggunakan senapan angin.
MUSTHOFA BISRI