TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti bidang terorisme Sidney Jones menilai demonstrasi yang akan berlangsung pada 4 November mendatang tidak murni dilakukan Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah organisasi Islam dari berbagai daerah. “Ada banyak unsur, ada juga seperti unsur ekstrim,” kata dia di The Wahid Institute Jakarta, Selasa 1 November 2016.
Pernyataan Sidney bukan tanpa dasar. Sebab, dia mengaku mendapat informasi dari sebuah telegram ada perintah yang menyatakan kelompok radikal telah memerintahkan pengikutnya untuk memanfaatkan demo pada Jumat pekan ini. Kelompok ini diduga merupakan ISIS. Dalam perintah itu, mereka diperintahkan untuk terlibat dalam demonstrasi.
Menurut Sidney, potensi kekacauan menjelang pilkada bukan hanya akan tergambar pada demo mendatang. Namun jauh sebelum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyinggung soal ayat Al Quran, potensi kerusuhan sudah terjadi dan dilakukan kelompok radikal. Dia mencontohkan kasus penyerangan tiga polisi di Tangerang yang terduga ISIS. “Dengan ini, semuanya jelas, jauh sebelumnya untuk dimanfaatkan,” kata dia.
Ribuan umat Islam berencana menggelar demo di Jakarta pada Jumat, 4 Nopember nanti. Menurut Sidney, demo itu juga tidak bisa dibilang tanpa biaya sedikit. Sebab, ada ada ribuan massa yang datang dari luar Jakarta.
Baca: Ahok Dianggap Menista Agama, Din Syamsudin: Bisa Dimaafkan
Tentu ada logistik, akomodasi, dan transport yang dihabiskan. Dia mengaku tidak tahu siapa pihak yang mendanai aksi demo itu. Namun dia menduga ada unsur politik yang terlibat.
Sidney mengatakan, beredarnya foto orang Indonesia di Suriah yang menggunakan seruan kebencian terhadap Basuki alias Ahok juga menjadi tanda. Dia menduga ada keterkaitan antara kelompok ISIS di Suriah dengan kelompok radikal di Indonesia dalam konteks keterlibatan pada demo mendatang. “Paling sedikit sudah ada hubungan dari mereka dengan kelompok keras di Indonesia.”
Sidney justru menyayangkan sikap pemerintah dan organisasi keagamaan besar di Indonesia. Dia mempertanyakan mengapa pemerintah tidak dari dulu memanggil Gubernur DKI Jakarta dan organisasi Islam untuk mendinginkan situasi. Dia menilai demo pada 4 November nanti sebagai akibat dari sikap pemerintah yang tidak segera turun tangan. Dia pun menyesalkan politikus di Indonesia yang terkesan membiarkan kelompok-kelompok garis keras menguasai politik di Tanah Air.
Sementara itu, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Ahmad Ishomuddin membantah pernyataan bahwa pemerintah terlambat menyikapi. Dia menilai pemerintah bersikap mempercayai kepada NU, Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia untuk memberikan pernyataan yang bersifat mendinginkan suasana. “Menganjurkan agar umat Islam tidak ikut berdemo,” kata dia.
DANANG FIRMANTO