TEMPO.CO, Kediri – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri, Jawa Timur, menyerukan kepada para wartawan untuk tidak meliput atau memberitakan kegiatan peringatan ulang tahun TNI. Hal ini sebagai bentuk protes kepada institusi militer tersebut atas kekerasam yang dilakukan terhadap kontributor Net TV di Madiun.
Ketua AJI Kediri, Afnan Subagio, mengatakan, pemukulan terhadap Sonny Misdananto, kontributor Net TV yang juga anggota AJI Kediri oleh aparat TNI Angkatan Darat Batalyon Infanteri 501 adalah kejahatan besar. Apalagi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pernah menyatakan kasus kekerasan terhadap wartawan di Medan adalah terakhir kalinya.
“Faktanya mereka terus mengulang arogansi itu,” kata Afnan kepada Tempo, Selasa 4 Oktober 2016.
Menurut Afnan, Panglima TNI terbukti tidak bisa menepati janjinya mengakhiri kekerasan anak buahnya terhadap pekerja media. Karena itu sudah sangat layak jika para jurnalis bersikap sama dengan tidak memberikan porsi peliputan ataupun pemberitaan kepada mereka. Sebab selama ini para jurnalis telah berupaya bekerja secara professional menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang berbagai hal menyangkut insitusi TNI sesuai tugas dan kewajibannya.
Karena itu sikap menghentikan peliputan peringatan hari ulang tahun TNI pada 5 Oktober 2016 merupakan pilihan tepat untuk menunjukkan protes pekerja media kepada mereka. Sebab biasanya setiap tanggal tersebut jajaran TNI di berbagai daerah selalu menggelar peringatan dan tak sedikit yang berharap publikasi kepada masyarakat. “Mulai besok sebaiknya tidak ada yang meliput,” kata Afnan.
Kasus kekerasan terhadap Soni Misdananto ini diperkirakan menyerupai fenomena gunung es. Di luar kekerasan fisik, AJI Kediri juga kerap menerima pengaduan intimidasi verbal oleh oknum anggota TNI ketika menjadi obyek pemberitaan jurnalis. Hal ini menimbulkan kesan jika institusi TNI bebas nilai dan tak bisa dikontrol oleh masyarakat melalui media massa.
Sedangkan menurut pengurus AJI Kediri, Agung Kridaning Jatmiko yang mendampingi Soni di Madiun, hari ini Denpom mulai memeriksa anggota Yonif 501 yang diduga memukul Soni. Kondisi Soni mulai berangsur membaik baik fisik maupun psikisnya setelah dianiaya secara brutal oleh empat anggota TNI. “Kami akan mengawal kasus ini sampai tuntas,” kata Agung.
Soni dihajar segerombolan anggota Yonif 501 saat mengambil gambar pemukulan anggota TNI terhadap anggota perguruan silat yang konvoi di Madiun, Ahad, 2 Oktober 2016. Soni dikeroyok setelah kamera dan kartu memorinya diminta paksa dan dirusak TNI. Hal ini menimbulkan reaksi dari seluruh wartawan di Jawa Timur yang mendesak pengusutan kasus itu.
HARI TRI WASONO