TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengklaim Presiden Joko Widodo bangga atas keputusan TNI menggelar hari ulang tahun ke-71 mereka yang sederhana. "Perayaan yang sederhana ini adalah ide TNI dan saya laporkan ke Presiden Joko Widodo," ujar Gatot saat dicegat awak media di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, 5 Oktober 2016.
Respons Presiden, kata Gatot, disampaikan setelah menerima laporan rencana pelaksanaan HUT ke-71 TNI. Gatot melanjutkan, perayaan yang sederhana tak ditujukan untuk mendapatkan pujian dari Presiden, yang tengah menggalakkan penghematan penggunaan anggaran. Kondisinya memang tak memungkinkan dirayakan ulang tahun secara megah, seperti dengan atraksi, defile, dan pertunjukan alutsista.
Khusus pertunjukan alutsista, kata Gatot, tak memungkinkan digelar karena TNI tak memiliki peranti baru. Kalaupun ada, kata dia, paling cepat tersedia pada Oktober tahun depan. "Perayaan yang besar-besaran itu kami ganti dengan kegiatan di satuan masing-masing. Misalnya di Surabaya, ada ngopi bareng TNI sambil nonton wayang orang," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, perayaan HUT TNI tahun ini tergolong sepi. Saking sepinya, tak terasa layaknya upacara ulang tahun seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan malah lebih mirip geladi resik.
Baca: Ulang Tahun Ke-71 Sederhana, TNI Berhemat?
Lapangan upacara yang biasanya dipenuhi sekitar 8.000 personel TNI hanya diisi tak sampai seperdelapannya. Selain itu, atraksi dan pertunjukan alutsista dihilangkan serta diganti pembacaan sambutan serta pemberian hadiah kepada personel berprestasi. Bahkan Presiden pun tidak diminta hadir dalam upacara tersebut.
ISTMAN MP