TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi mengatakan seorang anggota kelompok teroris eks anak buah Santoso alias Abu Wardah bernama Andhika tewas ditembak Satgas Tinombala di Poso Pesisir, sekitar pukul 09.00 Wita, Rabu, 14 September 2016. "Telah ditembak dan meninggal dunia, (namanya) Andhika," kata Rudy di Jakarta Selatan.
Rudy mengatakan Andhika termasuk daftar pencarian orang aparat kepolisian. Polisi, kata dia, juga menangkap Basri alias Bagong sekitar satu jam setelah Andhika ditembak. Lokasinya juga di Poso Pesisir. Bagong selama ini dikenal sebagai tangan kanan Santoso.
Rudy menuturkan Kepolisian menempatkan pasukan di Poso Pesisir, baik di dekat permukiman warga maupun di pondok pesisir. Saat sedang berpatroli, mereka menembak Andhika dan menangkap Basri.
Rudy mengatakan berdasarkan pengakuan anggota kelompok dan teman-temannya, Basri berencana menggantikan peran Santoso sebagai pemimpin kelompok radikal di Poso.
"Selama ini yang selalu bersama Santoso hanya dia. Santoso bawa istri, dia juga bawa istri. Hanya ‘raja-raja' di kelompok itu yang bisa membawa istri," ujar Rudy.
Mayat Andhika ditemukan di pinggir sungai. Sedangkan Basri yang masih hidup dibawa ke Palu hari ini. "Senjata sedang dicari," kata Rudy. Polisi masih mengejar istri Basri dan kawan-kawannya. "Anggota kelompok Santoso yang masih dicari tersisa 13 orang."
REZKI ALVIONITASARI