TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih terus mencari sembilan warga yang hilang di area lokasi longsor di Purworejo dan Kebumen, Jawa Tengah, yang terjadi beberapa hari lalu. "Enam dari mereka (korban) berada di Purworejo dan tiga lainnya di Kebumen," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada Tempo, Kamis, 23 Juni 2016.
Sutopo menjelaskan, BNPB masih terus menyisir korban yang belum ditemukan. Enam warga yang belum ditemukan itu berasal dari Desa Karangrejo. Selain itu, ada tiga warga dari Desa Caok dan tiga warga dari Desa Donorati.
Peralatan berat telah dikerahkan untuk mencari korban. Sekitar 300 anggota tim SAR gabungan dikerahkan di masing-masing lokasi untuk mencari korban yang hilang. Polisi juga mengerahkan anjing pelacak untuk mencari korban. Namun banyaknya masyarakat yang menonton upaya pencarian menyebabkan tim kesulitan.
Sebelumnya, beberapa warga mulai ditemukan. Hingga hari ini, telah ditemukan 56 orang tewas, sembilan hilang, dan 22 lainnya luka-luka.
Menurut Sutopo, bencana longsor menyebabkan 395 warga harus diungsikan. Rinciannya, 143 orang di Desa Wironatan dan 210 orang di Desa Jelok.
Sebanyak 143 rumah rusak dengan rincian 63 rumah rusak berat, 38 rumah rusak sedang, dan 42 rumah rusak ringan. Kerusakan rumah dan infrastruktur akibat banjir dan longsor di Kabupaten Purworejo diperkirakan mencapai Rp 15,7 miliar.
Sementara itu, di Banjarnegara, ada enam orang tewas tertimpa longsor. Semua korban tewas tersebut telah ditemukan. Sedangkan di Kebumen, terdapat lima orang tewas akibat banjir dan longsor, sedangkan tiga lainnya hilang tertimbun longsor. Di Rembang, Sukoharjo, dan Banyumas masing-masing satu orang tewas akibat banjir.
Warga yang rumahnya tertimbun longsor dan rusak berat akan direlokasi ke tempat yang lebih aman. Namun, sebelumnya, akan dilakukan dialog lebih lanjut dengan masyarakat agar mereka dapat menempati rumah yang lebih aman.
AVIT HIDAYAT