TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mengirim dua helikopter dan 1 pesawat caravan untuk membawa logistik serta melayani masyarakat terisolir dan evakuasi warga terdampak banjir dan tanah longsor yang melanda tujuh kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan.
Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto mengatakan pengerahan alat angkut udara tambahan ini untuk memaksimalkan jangkauan distribusi logistik ke area yang terisolir. "Ada helikopter dari TNI Angkatan Udara dan Polda Sulawesi Selatan yang telah beroperasi,” kata dia dalam keterangan resmi tertulisnya, Senin, 6 Mei 2024.
Suharyanto menyampaikan arahan guna memaksimalkan upaya distribusi bantuan kepada warga terdampak banjir dan longsor di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang terisolir, khususnya satu desa di Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu.
“Pertama, kita pastikan distribusi bantuan dilakukan dengan segala cara dan moda, peran TNI Polri sangat dibutuhkan untuk bisa membantu mendistribusi bantuan secara langsung kepada masyarakat,” kata Suharyanto pada Rapat Koordinasi Penangananan Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Provinsi Sulawesi Selatan, Senin, 6 Mei 2024.
Suharyanto menegaskan bahwa kebutuhan dasar warga terdampak harus segera terpenuhi untuk mengurangi penderitaan pada masa tanggap darurat saat ini. Medan di lapangan harus disiasati untuk mempercepat distribusi bantuan dapat sampai ke masyarakat.
“Walaupun terisolir, kebutuhan dasar warga terdampak harus terpenuhi, kita bawa secara perorangan dengan back-pack jika diperlukan,” kata Suharyanto.
Kemudian, Suharyanto turut meminta unsur forum komunikasi pimpinan daerah (forkompimda) setempat untuk berkolaborasi guna mempercepat pemulihan infrastruktur krusial sehingga distribusi logistik dapat dilakukan secara maksimal. Ia mengatakan Kepala Balai PUPR Provinsi Sulawesi Selatan telah mengerahkan alat-alat berat untuk menyambungkan kembali jembatan yang putus.
“Kita maksimalkan juga dengan opsi jembatan bailey sehingga perbaikan infrastruktur dan distribusi logistik bisa berjalan secara pararel,” kata Suharyanto.
Kepala BNPB juga meminta pemerintah daerah yang terdampak untuk mengaktifkan posko utama serta organisasi perangkatnya sebagai pusat pengendalian upaya tanggap darurat. Hal ini dilakukan agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara efisien sesuai dengan perkembangan kondisi di lapangan.
“Posko ini tentu menjadi sarana kita mengetahui secara berkala kebutuhan apa yang harus ditambahkan untuk masyarakat terdampak sesuai evaluasi dan hasil asesmen di lapangan, sehingga proses distribusi bantuan dapat berjalan dengan efisien,” kata Suharyanto.
Selain itu, Suharyanto menyatakan bahwa pihaknya akan mendampingi pemerintah daerah dalam pengusun Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana (R3P) sehingga langkah-langkah pascabencana sudah dapat mulai dilakukan di tengah masa tanggap darurat.
Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pada satu hingga dua minggu ke depan Provinsi Sulawesi Selatan masih didominasi dengan curah hujan sedang hingga tinggi.
Suharyanto meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi curah hujan, khususnya pada wilayah yang masih terdampak banjir dan tanah longsor. Ia juga mengimbau masyarakat yang tinggal dekat area aliran sungai maupun lereng atau tanah miring agar dapat segera melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman.
Pilihan Editor: Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga