TEMPO.CO, Bangkalan - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur mencatat sebanyak 409 hektare areal tanaman padi di enam kecamatan masih terendam air setinggi lutut orang dewasa. Genangan air disebabkan oleh hujan deras selama tiga hari yang melanda sebagian besar wilayah Bangkalan sejak Ahad, 29 Mei hingga Selasa, 31 Mei 2016.
Kepala Bidang Produksi Pertanian dan Tanaman Hortikultura, Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan, Geger Heri Susianto mengatakan ratusan hektare sawah yang terendam antara lain di Kecamatan Arosbaya 10 hektare, Kamal 16 hektare, Burneh 10 hektare, Sepuluh 10 hektare, Socah 300 hektare, dan Kota Bangkalan 53 hektare. "Petugas masih terus memantau kondisi sawah yang terendam," katanya, Rabu, 1 Juni 2016.
Meski sudah terendam selama tiga hari, menurut Heri, bibit padi yang baru berusia 7 hingga 20 hari setelah tanam itu belum tentu rusak atau puso. "Kalau sampai seminggu terendam terus, ada potensi puso."
Pernyataan Heri berbeda dengan keterangan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan Abdullah Fanani. Dia mengatakan, bila terendam selama tiga hari, bibit padi berpotensi puso.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Tempo, Rabu pagi, ratusan hektare sawah di Desa Bilaporah masih terendam air. Namun tinggi genangan mulai surut. Bila sehari sebelumnya bibit padi tidak tampak, hari ini bibit padi mulai tampak pucuknya.
Heri mengatakan fluktuasi cuaca saat ini sulit diprediksi. Biasanya, akhir musim penghujan pada bulan Maret, tapi hingga awal Juni hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi. "Petani harus waspada," katanya.
Robiah, salah satu petani, berharap ada solusi dari pemerintah. Misalnya, mencari tahu penyebab kenapa air pasang di Sungai Bangkalan masih terjadi meski hujan tak lagi turun.
Apalagi, kata Robiah, diprediksi sepanjang bulan Juni hujan deras masih akan turun. "Kalau hanya pasrah menunggu surut sendiri, kami bisa rugi, padi mati," katanya.
MUSTHOFA BISRI