TEMPO.CO, Bangkalan - Gubernur Jawa Timur Soekarwo ingin menjadikan Jawa Timur sebagai provinsi industri. Menurut Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo, sumber daya alam (SDA) yang dimiliki wilayah Jawa Timur, berupa minyak dan gas, pertanian, hingga hasil lautnya, sangat potensial jika dikelola dengan benar.
"Apalagi kalau didukung para akademisi, tinggal mengimplementasikan saja," kata Soekarwo, saat memberikan sambutan dalam Rapat Kerja Paguyuban Rektor dan Wakil Rektor Perguruan Tinggi Negeri se-Jawa Timur di Gedung Rektorat Universitas Tunojoyo Madura (UTM), Selasa, 24 Mei 2016.
Soekarwo menuturkan ada tiga sektor yang perlu terus dikembangkan, yakni industri, perdagangan, dan penguatan basis ketahanan pangan. Di tiga sektor ini, kata dia, paguyuban rektor PTN se-Jawa Timur bisa bersinergi melakukan inovasi untuk mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada. "Tinggal memadukan grand design milik direktur jenderal dengan milik kita seperti apa," ujarnya.
Soal ketersediaan lahan, khususnya penguatan ketahanan pangan, Soekarwo mengatakan bukan hambatan. Lahan milik Angkatan Darat, Laut, dan Udara yang ada di Jawa Timur bisa dimaksimalkan. "Begitu juga lahan-lahan kosong yang ada di Madura bisa digunakan," katanya.
Rektor UTM Muhammad Syarif menyatakan, semua PTN di Jawa Timur harus fokus dengan kompetensinya agar jelas, sehingga kebijakan pengembangan dan anggaran bisa fokus dan sejalan.
Dia mencontohkan, Fakultas Pertanian UTM saat ini berhasil mengembangkan jagung asli Madura, dari jagung berbulir kecil bertongkol pendek, menjadi jagung besar bertongkol panjang. Temuan ini, akan bisa membantu petani meningkatkan produksi jagung lokal dan menekan angka impor jagung Indonesia.
Ke depan, kata Syarif, pihaknya akan mengembangkan produk turunan jagung, seperti tepung, gula, dan minyak jagung. "Namun saat ini, kami fokus pada pengembangan pembibitannya dulu," ungkapnya.
Adapun kampus yang tergabung dalam paguyupan, yaitu Unversitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Universitas Jember, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
MUSTHOFA BISRI